KONSEP AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH DALAM PERSPEKTIF KH. HASYIM ASY’ARI DAN PERAN POLITIK NU DALAM PERSIAPAN KEMERDEKAAN RI

Supyanto, (2011) KONSEP AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH DALAM PERSPEKTIF KH. HASYIM ASY’ARI DAN PERAN POLITIK NU DALAM PERSIAPAN KEMERDEKAAN RI. Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

[img]
Preview
Text
SUPYANTO_50551012.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

IKHTISAR Supyanto : Konsep Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam Perspektif KH. Hasyim Asy’ari dan Peran Politik NU dalam Persiapan Kemerdekaan RI Ahlusunnah adalah penganut sunnah Nabi, wal-Jama’ah penganut I’itiqad jamaah sahabat-sahabat Nabi. Kaum Ahlussunnah wal-Jama’ah adalah kaum yang menganut I’tiqad yang dianut oleh Nabi Muhammad Saw dan sahabatsahabat beliau. I’tiqad Nabi dan sahabat-sahabat itu telah termaktub dalam alqur’an dan sunnah Rasul secara terpencar-pencar, belum tersusun secara rapi dan teratur kemudian dikumpulkan dan dirumuskan secara rapi oleh seorang ulama ushuluddin yang besar yaitu Syekh Abu Hasan Ali al-Asy’ari (lahir di Basrah tahun 260 H). Tujuan penulisan skripsi ini adalah (1) mengetahui gambaran umum tentang Ahlussunah Waljama’ah, (2) mengetahui dan memahami konsep Ahlussunnah Waljama’ah menurut KH. Hasyim Asy’ari. (3). Mengetahui peran politik NU sebagai representasi gerakan Aswaja KH. Hasyim Asy’ari dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian kepustakaan (library research) dengan menempuh empat tahapan yaitu, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penyajian data. Teknik pengolahan data dilakukan dengan memakai kategorisasi dan klasifikasi sesuai dengan tujuan penulisan. Hasil penelitian dan kesimpulan dapat dijelaskan bahwa, Untuk memahami ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah khususnya dikalangan pesantren diberikan secara sederhana dengan mengatakan sebagai pengikut ajaran Imam Asy’ari dan imam al-maturidi dalam bidang teologi. Dalam perkembangan selanjutnya, faham Asy’ari yang diistilahkan dengan Ahlusunah wal Jama’ah tersebut tidak hanya sekedar diberikan pemahaman dalam kapasitasnya sebagai ilmu pengetahuan. Namun lebih dari itu, pada akhirnya menjelma menjadi sebuah istilah ideologis yang merupakan refleksi yang menyeluruh dari pandangan hidup. Paradigma ketauhidan KH. Hasyim Asy’ari sesungguhnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk 1). Bentuk tauhid yang berpijak pada pujian atas keesaan Tuhan, seperti halnya berdzikir menganggung-agungkan Tuhan. 2). Bentuk tauhid pada konteks pengetahuan tentang ketuhanan seperti halnya aliranaliran. 3). Bentuk tauhid pada perasaan asas Tuhan. Pada awal abad ke-20 sebelum tergabung dalam jamiyyah NU para ulama sudah merasakan denyut kebangkitan nasional. Pada awal abad inilah, pemerintah Hindia Belanda memulai politik etis di Hindia Belanda sebagai kolonialnya. Bersamaan dengan politik etis atau sering disebut dengan politik balas budi, putra-putri Hindia Belanda mulai sadar akan keterbelakangan yang melindas saudara sebangsanya. Fakta sejarah membuktikan bahwa, kaum tradisional pesantren atau yang tergabung dalam jam’iyyah NU memiliki kesadaran nasionalisme kebangsaan lebih awal daripada kelompok organisasi lain. Sehingga tidak berlebihan jika ruh kebangsaan untuk membela tanah air itu dikatakan telah tertanam kuat dalam sanubari para santri. .

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama
Filsafat, Psikologi, Agama > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Depositing User: rosyidah rosyidah rosyidah
Date Deposited: 04 Apr 2017 08:25
Last Modified: 07 Jun 2017 04:16
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/1464

Actions (login required)

View Item View Item