PERJUANGAN MBAH MUQOYYIM (1689-1750) DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI BUNTET PESANTREN KECAMATAN ASTANAJAPURA KABUPATEN CIREBON

Nuril Lizah, (2012) PERJUANGAN MBAH MUQOYYIM (1689-1750) DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI BUNTET PESANTREN KECAMATAN ASTANAJAPURA KABUPATEN CIREBON. Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

[img]
Preview
Text
NURIL LIZAH_58110021__ok.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Nuril Lizah. NIM 58110021. “PERJUANGAN MBAH MUQOYYIM (1689- 1750) DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI BUNTET PESANTREN KECAMATAN ASTANAJAPURA KABUPATEN CIREBON”. Skripsi. Cirebon: Fakultas Adab Dakwah Ushuluddin, Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Juli 2012. Cirebon dan tanah Sunda pada umumnya termasuk wilayah yang menjadi pusat penyebaran Agama Islam, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa tokoh yang gigih dalam perjuangan Agama Islam. Perkembangan Agama Islam di daerah Cirebon tidak lepas dari peran para kyai atau tokoh masyarakat yang ada di daerah Kabupaten Cirebon. Menurut asal-usulnya perkataan kyai adalah gelar yang diberikan kepada seorang ahli Agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik kepada santri-santrinya. Kyai merupakan salah satu kedudukan yang sangat terhormat, sebab dalam dirinya terkandung superioritas pengetahuan agama yang tinggi. Keberadaan kyai di Jawa merupakan faktor kepemimpinan Islam yang dianggap paling dominan sepanjang perjalanan sejarah, begitupun dengan Mbah Muqoyyim yang telah memainkan peranan sangat penting di dalam kehidupan masyarakat Cirebon, khususnya di Desa Buntet. Salah satu figur dari sekian banyak kyai adalah Mbah Muqoyyim yang sering disebut di masyarakat Buntet dengan Mbah Muqoyyim. Datangnya Mbah Muqoyyim sebagai seorang kyai mempunyai sejarah hidup yang panjang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-indukatif yakni dengan pendekatan observasi dan melakukan wawancara dengan peran tokoh masyarakat di Buntet pesantren guna mengetahui sejarah Mbah Muqoyyim di Buntet pesantren. Dari hasil penelitian di lapangan, penulis bisa menarik beberapa kesimpulan: Pertama, Mbah Muqoyyim lahir di Srengseng Krangkeng Indramayu. Kedua, beliau mendirikan pondok pesantren di Buntet pada tahun 1723 di Dusun Kedungmalang Desa Buntet dan pada tahun 1750 di Blok Gajah Ngambung Buntet Pesantren. Ketiga, Sikap Belanda terhadap Kiprah Mbah Muqoyyim dalam mendirikan pesantren menunjukkan bahwa Belanda tidak menyerah untuk mencari Mbah Muqoyyim dan menyerang beliau, tetapi Mbah Muqoyyim telah meletakkan dasar bagi perlunya melakukan pembinaan intelektual bagi setiap generasi. Beliau telah memberikan suatu pendekatan kultural melawan kolonial Belanda serta memberikan dorongan moral dan spiritual kepada pihak keraton yang kurang mampu memberikan perlawanan kepada kolonial.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Sejarah Kebudayaan Islam
Depositing User: rosyidah rosyidah rosyidah
Date Deposited: 03 Apr 2017 08:25
Last Modified: 07 Jun 2017 01:29
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/1538

Actions (login required)

View Item View Item