INPRES NO 14 TAHUN 1967 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP IDENTITAS MUSLIM TIONGHOA CIREBON TAHUN 1966-1998

Popi Siti Sopiah, (2016) INPRES NO 14 TAHUN 1967 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP IDENTITAS MUSLIM TIONGHOA CIREBON TAHUN 1966-1998. Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

[img]
Preview
Text
POPI SITI SOPIAH-min.pdf

Download (449kB) | Preview

Abstract

Popi Siti Sopiah.14123151177. Inpres No 14 Tahun 1967 Dan Implikasinya Terhadap Identitas Muslim Tionghoa Cirebon Tahun 1966-1998. Skripsi. Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Fakultas Ushuludin Adab Dakwah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. 2016. Pada awal Orde Baru (1966-1998), Soeharto mengeluarkan kebijakan asimilasi terhadap kelompok keturunan Tionghoa di Indonesia. Tujuan dari kebijakan tersebut agar secara individual sifat-sifat ketionghoaannya mampu dihapuskan. Kebijakan pada rezim Soeharto tersebut dilakukan melalui Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967. Melalui kebijakan tersebut, pemerintah Orde Baru mengharuskan seluruh orang Tionghoa untuk melakukan asimilasi dengan pribumi melalu beberapa hal seperti penggantian nama Tionghoa dengan nama pribumi, pembatasan ruang gerak pada adat istiadat yang berbau Tionghoa serta agama orang Tionghoa yang harus mengikuti agama yang diakui oleh pemerintah.Agar lebih tajam, penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut: 1) Bagaimanakah gambaran kehidupan Muslim Tionghoa Cirebon sebelum dikeluarkannya Inpres No.14 ahun 1967? 2) Apa yang melatarbelakangi munculnya Inpres No.14 Tahun 1967? 3) Bagimanakah implikasi dari dikeluarkannya Inpres No 14 Tahun 1967 terhadap identitas Muslim Tionghoa Cirebon? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui gambaran umum Cirebon, sejarah singkat kedatangan oang-orang Tionghoa serta kehidupan sosial budayanya sebelum dikeluarkan Inpres No 14 Tahun 1967 2) Mengetahui latar belakang Inpres No 14 Tahun 1967 dikeluarkan serta dilaksanakannya bagi Muslim Tionghoa Cirebon 3) Mengetahui implikasi dari pelaksanaan Inpres No 14 Tahun 1967 terhadap identitas Muslim Tionghoa Cirebon tahun 1966-1998. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan library research dengan menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan berbagai sumber sebagai rujukan, baik sumber primer maupun sekunder. Sumbersumber rujukan tersebut berupa buku, jurnal, artikel dan sebagainya. Dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dengan adanya Inpres No 14 Tahun 1967 tersebut menjadikan etnis Tionghoa terdiskriminasi karena mereka tidak diberikan ruang yang bebas untuk mengekspresikan kebudayaannya, serta harus berasimilasi dengan pribumi. Meskipun di sisi lain, asimilasi ternyata telah menjadikan pribumi menerima keberadaan orang-orang Tionghoa karena etnis Tionghoa tersebut mengidentifikasikan dirinya ke dalam pribumi. Kata Kunci: Muslim Tionghoa, Orde Baru, Asimilasi, Cirebon

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: Pendidikan > Pendidikan (Umum)
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Sejarah Kebudayaan Islam
Depositing User: tuti alawiyah alawiyah
Date Deposited: 27 Apr 2017 04:43
Last Modified: 27 Apr 2017 04:43
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/2254

Actions (login required)

View Item View Item