Aktivitas Lansia : Kasus Suku Sunda di Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong Kota Bandung

Suryadi, Sur (2017) Aktivitas Lansia : Kasus Suku Sunda di Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong Kota Bandung. WADE Group, Ponorogo. ISBN 978-602-5498-02-2

[img]
Preview
Image
Cover_Aktivitas lansia_1_FIX.jpg

Download (7MB) | Preview
[img] Text
AKTIVITAS LANSIAI.pdf

Download (945kB)
Official URL: web.syekhnurjati.ac.id

Abstract

Lansia dalam filosofi Suku Sunda memiliki penghargaan, status dan kedudukan yang tinggi. Ketika orang tua memasuki masa lansia, mereka menjadi tanggung jawab keluarga, khususnya anak-anak. Lansia dalam tradisi Suku Sunda juga memperoleh jaminan santunan dan perawatan dari anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, lansia menjadi kelompok yang diidealkan dalam masyarakat. Di sisi lain, fakta menunjukkan keterlibatan lansia dalam aktivitas ekonomi dan aktivitas sosial lainnya masih cukup tinggi. Perbedaan fenomena ini harus diklarifikasikan. Penelitian ini berusaha untuk memperoleh data empiris mengenai aktivitas lansia Suku Sunda dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas tersebut. Untuk memahami partisipasi lansia dalam aktivitas ekonomi terdapat dua alasan, yaitu untuk bertahan hidup dan untuk aktualisasi diri. Teori aktivitas berpendapat bahwa orang akan tetap bahagia jika setelah kehilangan suatu peran yang penting menggantinya dengan peran yang baru atau meneruskan peran yang dimilikinya, khususnya setelah usia paruh baya. Demikian pula aktivitas yang dilakukan akan dicermati dengan melihat perbedaan berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin dan keluhan kesehatan lansia. Berdasarkan hasil survei pada 170 responden, ditemukan terdapat 37,6 persen lansia yang masih bekerja dan juga ditemukan 9,4 persen yang mencari pekerjaan. Dalam aktivitas sosial, terdapat 38,2 persen lansia yang masih aktif. Sedangkan untuk aktivitas rumahtangga atau aktivitas domestik sebagian besar lansia masih aktif, demikian pula untuk aktivitas waktu luang. Hal yang menarik adalah pembagian kerja yang didasarkan jender pada lansia Suku Sunda. Lansia perempuan yang bertanggung jawab pada tugas-tugas rumahtangga, sementara lansia laki-laki bertanggung jawab pada sektor publik. Sehingga laki-laki lebih intensip pada aktivitas sosial dan waktu luang. Alasan ekonomi menjadi faktor utama lansia masih bekerja. Mereka harus bekerja keras lebih dari 35 jam per minggu untuk mencukupi kebutuhan dasar mereka. Sementara terdapat perbedaan upah yang diterima dimana rata-rata upah lansia perempuan lebih rendah dari pada lansia laki-laki. Di antara lansia, faktor yang yang berpengaruh dalam melakukan aktivitas sosial adalah pengakuan sosial di masyarakat.

[error in script]
Item Type: Book
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Pengembangan Masyarakat Islam
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 18 Jan 2019 15:19
Last Modified: 18 Jan 2019 15:19
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/3076

Actions (login required)

View Item View Item