Hurriyyatul Maftuhah, (2023) ANALISIS SEMANTIK KONSEP SAYR DALAM AL-QUR’AN (Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu). Bachelor thesis, IAIN SYEKH NURJATI. S1 IAT.
|
Text
1808304049_1_cover.pdf Download (947kB) | Preview |
|
|
Text
1808304049_2_bab1.pdf Download (434kB) | Preview |
|
|
Text
1808304049_6_bab5.pdf Download (268kB) | Preview |
|
|
Text
1808304049_7_dafpus.pdf Download (277kB) | Preview |
Abstract
Perjalanan dalam Al-Qur’an terdapat banyak kata yang digunakan diantaranya kata rihlah, sāfar, sāra, hijrah, siyāhah dan sayr. Kebanyakan orang arab hanya menggunakan kata rihlah, sāfar dan sāra sebagai bahasa sehari-hari sedangkan kata sayr jarang digunakan, karena gaya bahasa Al-Qur’an tidak sama dengan gaya bahasa puisi jahiliyah. Objek material penelitian ini adalah konsep sayr dalam Al-Qur’an. Yang bertujuan untuk menemukan makna dasar dan relasional istilah sayr dalam Al-Qur’an, mengolaborasi sejarah perkembangan istilah sayr, serta membangun konsep istilah sayr berdasarkan konteksualisasi dalam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Memilih pendekatan ini, karena Izutsu dalam mencari makna kata atau istilah dalam Al-Qur’an menggunakan semantik, yang intinya menemukan makna dasar kata atau istilah dengan memperhatikan sejarah perkembangan istilah tersebut, sehingga membangun konsep tentang istilah itu berdasarkan konteksualisasinya dalam Al-Qur’an. Metode penelitian ini berjenis penelitian kualitatif yang bersumber pada data kepustakaan. Hasil penelitian yang penulis temukan bahwa istilah sayr memiliki makna dasar berjalan. Secara sintagmatik, istilah sayr melingkupi empat makna yakni berjalan di muka bumi, bergerak, dan sekelompok orang yang melakukan perjalanan. Sedangkan secara paradigmatik istilah sayr memiliki hubungan sinonimitas dengan kata al-Sa’yu, al-Masyyu, al-Dhorbu, al-Siyāhah. Sedangkan hubungan antonimitas dengan istilah sayr adalah al-Sukūn, al-waqfu, al-Nuzūl. Melalui pendekatan semantik Toshihiko Izutsu bahwa istilah sayr memiliki perkembangan makna dari mulai masa pra-Qur’anik yang diperoleh dari sya’ir jahiliyah yakni al-Dzahab yaitu pergi (berjalan), kemudian pada era-Qur’anik istilah sayr mengandung makna yang lebih spesifik ketika berada dalam konteks di dalam Al-Qur’an bahkan istilah sayr mengandung makna sufistietik. Kemudian pada pasca-Qur’anik istilah sayr dimaknai dengan berwisata yang berpedoman kepada kitab suci dan bernilai sufistik atau disebut dengan wisata berziarah.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sayr, Era-Qur'anic, Post-Qur'anic |
Subjects: | Filsafat, Psikologi, Agama > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 08 Mar 2023 03:22 |
Last Modified: | 14 Mar 2023 07:31 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/10011 |
Actions (login required)
View Item |