Asty Oktaviani, (2023) Hadis Larangan Mendirikan Bangunan di Atas Kuburan Perspektif Masyarakat Kampung Mahmud Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon S1 Ilmu Hadis.
|
Text
1908307020_1_cover.pdf Download (847kB) | Preview |
|
|
Text
1908307020_2_bab1.pdf Download (382kB) | Preview |
|
|
Text
1908307020_6_bab5.pdf Download (192kB) | Preview |
|
|
Text
1908307020_7_dafpus.pdf Download (273kB) | Preview |
Abstract
Nabi melarang mendirikan bangunan di atas kuburan diprediksi agar umat-Nya tidak menyembah para leluhurnya yang dianggap ‘keramat’. Nabi berharap agar umat-Nya tidak menyembah seperti yang dilakukan umat Nabi Nuh (QS. 71: 23) dan kaum musyrikin Makkah sebelum Islam datang (QS. 53: 19-20). Begitu juga di Indonesia yang menjaga kuburan para wali dengan cara memperindah bangunan kuburan. Akan tetapi, bangunan kuburan tersebut tidak disembah. Teks matan hadis larangan mendirikan bangunan di atas kuburan direalisasikan masyarakat dengan berbagai perspektif. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hadis larangan mendirikan bangunan di atas kuburan perspektif masyarakat kampung Mahmud kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif dan model living hadis. Pendekatan yang digunakan adalah sosiologi pengetahuan yang dikembangkan Beger dan Luckmann yaitu teori konstruksi sosial. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis melalui tiga tahapan di antaranya: eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadis larangan mendirikan bangunan di atas kuburan perspektif masyarakat kampung Mahmud Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung terdapat dua pandangan. Pertama, memperbolehkan mendirikan bangunan di atas kuburan apabila memenuhi beberapa syarat di antaranya, tidak boleh menutup kuburan dengan bangunan yang akan di dirikan di atasnya, dalam artian harus menyisakan bagian tengahnya dan pendirian bangunan dibuat di tanah pribadi. Pendirian bangunan di atas kuburan juga bertujuan untuk memberi tanda agar mudah dicari dan nyaman saat berziarah. Kedua, mengharamkan pendirian bangunan di atas kuburan apabila dijadikan sebagai tempat pemujaan. Kondisi ini sinkron dengan pesan moral yang ingin disampaikan Nabi saw. ketika menyampaikan hadis di atas.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bangunan di Atas Kubur, Kampung Mahmud, Perspektif Masyarakat |
Subjects: | Filsafat, Psikologi, Agama > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 19 May 2023 08:23 |
Last Modified: | 19 May 2023 08:23 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/10432 |
Actions (login required)
View Item |