Rasionalitas Teologi Mu’tazilah Menurut Pandangan Harun Nasution

Wildan Mustofa Arba, (2023) Rasionalitas Teologi Mu’tazilah Menurut Pandangan Harun Nasution. Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon S1 AFI.

[img]
Preview
Text
1908303030_1_cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
1908303030_2_bab1.pdf

Download (340kB) | Preview
[img]
Preview
Text
1908303030_6_bab5.pdf

Download (273kB) | Preview
[img]
Preview
Text
1908303030_7_dafpus.pdf

Download (283kB) | Preview

Abstract

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pandangan Harun Nasution mengenai rasionalitas teologi Mu’tazilah. Berdasarkan tujuan tersebut maka beberapa masalah yang dijawab dalam penelitian skripsi ini adalah berkaitan dengan pemikiran Teologi Islam Harun Nasution serta rasionalitas teologi Mu’tazilah pandangan Harun Nasution. Untuk menjawab masalah tersebut digunakan jenis penelitian adalah library research atau penelitian pustaka dengan pendekatan deskriptif dan sejarah, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, seperti buku, artikel yang berkaitan dengan pemikiran dari Harun Nasution, baik berasal dari sumber primer maupun sekunder, setelah data terkumpul dianalisis dengan langkah reduksi yaitu penelitian dirangkum serta dipilih lalu diseleksi sesuai dengan fokus masalah dan dicari bagaimanna pola-polanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, pemikiran Harun dalam bidang Teologi Islam lebih mengarah pada aliran Mu’tazilah yang pemikirannya lebih mengedepankan akal dari pada wahyu tetapi kekhasan Harun tidak meninggalkan wahyu sama sekali. Selain itu, pada hakikatnya akal dan wahyu itu dapat mengetahui adanya Tuhan, mengetahui kewajiban terhadap Tuhan, mengetahui baik dan jahat, dan mengetahui kewajiban berbuat baik serta menjauhi perbuatan jahat karena wahyu berfungsi sebagai penyempurna pengetahuan akal. Kedua, beberapa aspek tentang pandangan Harun Nasution yang berkaitan dengan rasionalitas teologi Mu’tazilah dapat dilihat pada persoalan memahami ketuhanan yang membagi manusia menjadi dua golongan. Harun menegaskan, akal memiliki daya sehingga dapat melakukan hubungan dua arah dengan Tuhan. Penolakan pemberian sifat pada Tuhan, demikian Harun, pengakuan sifat Tuhan oleh akal berakibat pada banyaknya sifat yang kekal sehingga membawa pada paham syrik. Tentang perbuatan-Nya, Tuhan wajib menepati janji dan ancaman-Nya, sebab perbuatan ingkar merusak kesempurnaan Tuhan. Dan, iman berarti kepemilikan akan pengetahuan sebenarnya yang sejalan dengan akal. Itulah mengapa bagi kaum Mu'tazilah orang yang berbuat dosa besar tidak bisa disebut mu'min tetapi hanya muslim sebab perbuatannya tidak menggambarkan iman.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Uncontrolled Keywords: Harun Nasution, Rasionalitas, Teologi, Mu’tazilah
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama > Filsafat (Umum)
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Filsafat Agama
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 23 May 2023 08:17
Last Modified: 23 May 2023 08:17
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/10516

Actions (login required)

View Item View Item