ELISA RAHMANITA, (2023) ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA TINGKAT PERCERAIAN PASCA PANDEMI COVID-19 DI PENGADILAN AGAMA KUNINGAN TAHUN 2022. Bachelor thesis, S1-Hukum Keluarga.
|
Text
1908201072_1_cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
1908201072_2_bab1.pdf Download (398kB) | Preview |
|
|
Text
1908201072_6_bab5.pdf Download (90kB) | Preview |
|
|
Text
1908201072_7_dafpus.pdf Download (177kB) | Preview |
Abstract
ELISA RAHMANITA. NIM: 1908201072. “ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA TINGKAT PERCERAIAN PASCA PANDEMI COVID-19 DI PENGADILAN AGAMA KUNINGAN TAHUN 2022”. 2023. Masalah dalam rumah tangga sering terjadi apabila salah satu hak dan kewajiban suami isteri tidak dapat terlaksanakan dengan sebagaimana mestinya, sehingga berujunglah dengan perceraian. Perceraian bisa saja terjadi dengan banyak faktor. Pada 2020 ketika munculnya pandemi Covid-19 tingkat perceraian semakin tinggi. Virus Corona mengubah berbagai aspek kehidupan pernikahan. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Kuningan pasca Covid-19 (2022), untuk Mengetahui Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat perceraian di Kabupaten Kuningan pasca Covid-19 (2022), dan untuk mengetahui Upaya Upaya meminimalisir terjadinya perceraian di Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang�orang dan perilaku yang diamati, data yang dikumpulkan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini, yaitu pertama, Hasil analisis data yang dirujuk menlalui Pengadilan Agama Kuningan mengenai kasus perceraian di Pengadilan agama Kuningan meningkat pasca Covid-19. Perceraian didominasi oleh cerai gugat atau cerai yang diajukan oleh isteri. Dibuktikan bahwa pada 2021 terdapat 2790 angka perceraian sedangkan pada 2022 mencapai total 2816 angka perceraian. Faktor penyebab tertinggi perceraian di Pengadilan Agama Kuningan adalah faktor ekonomi. Pasangan mengalami guncangan rumah tangga dengan terhambatnya perekonomian menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan hidup serta gaya hidup istri mengakibatkan konflik yang bekepanjangan dan menyebabkan perceraian itu terjadi, hal tersebut berkaitan dengan berakhirnya pandemi Covid-19 pada masa itu masyarakat sedang berusaha memulihkan kembali perekonomian karena sudah bisa melakukan aktifitas seperti biasa seperti berdagang, mengajar, dan pekerjaan lain yang melibatkan interasi sosial secara langsung. Namun hal itu tidak menjamin aktifitas perekonomian di Kuningan pulih, malah makin terpuruk. Dari hasil penelitian melalui wawancara terhadap narasumber yang melakukan perceraian, alasan perceraian karena ekonomi rata-rata suami sudah memberikan nafkah tetapi yang dirasakan oleh isteri kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga hal tersebut menjadikan isteri menuntut lebih kepada suami, namun hal tersebut tidak bisa diterima oleh suami karena suami merasa sudah berusaha dalam mencari nafkah untuk keluarganya, hal tersebut lah yang menjadikan konflik dalam rumah tangga tidak bisa di tangani. Hal tersebut pula yang mengakibatkan banyaknya cerai gugat bukan cerai talak di Pengadilan Agama Kuningan. Maka dari itu peneliti memberikan saran terhadap pasangan agar jika ada masalah besar mengkonsultasikannya ke pihak yang berwenang, dicantumkan pula saran untuk lembaga yaitu dengan megoptimalkan aturan Mediasi di Pengadilan, Memaksimalkan kembali peran BP4, dan juga pembatasan usia menikah. Kata Kunci: Perkawinan, Perceraian, Covid-19
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam > Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah) |
Depositing User: | rosyidah rosyidah rosyidah |
Date Deposited: | 30 Aug 2023 06:36 |
Last Modified: | 30 Aug 2023 06:36 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/11731 |
Actions (login required)
View Item |