DISHARMONI TERHADAP GUGAT CERAI DALAM PERPSEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF ( STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA CIREBON TAHUN 2018-2019 )

SYAEFULLAH, (2020) DISHARMONI TERHADAP GUGAT CERAI DALAM PERPSEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF ( STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA CIREBON TAHUN 2018-2019 ). Masters thesis, S-2 Hukum Keluarga Islam.

[img]
Preview
Text
1.COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
2.BAB I.pdf

Download (700kB) | Preview
[img]
Preview
Text
6.BAB V.pdf

Download (369kB) | Preview
[img]
Preview
Text
7.DAPUS.pdf

Download (177kB) | Preview

Abstract

Abstrak Syaefullah, NIM : 18086040001, Disharmoni Terhadap Gugat Cerai Dalam perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif ( Studi Kasus Di Pengadilan Agama Cirebon Tahun 2018-2019 ) Gugat cerai menjadi problematika baru dimasyarakat Kota Cirebon, dimana banyak dari istri yang mengajukan gugatan perceraian dari tahun 2018-2019 jumlah gugatan perceraian meningkat signifikan, dengan berbagai macam faktor penyebab perceraian, terjunya seorang wanita dalam dunia kerja menjadi sebuah polemik baru ketika antara suami istri tidak bisa saling memahami antara hak dan kewajibanya sehingga timbulah masalah dan percekcokan secara terus-menerus yang mengakibatkan hubungan rumah tangga menjadi disharmoni sehingga terjadilah perceraian. Metodologi Penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian Berdasarkan uraian hasil analisis dan observasi penulis dari beberapa putusan problematika disharmoni gugat cerai di Pengadilan Agama Kota Cirebon tahun 2018-2019 terdapat dua faktor penyebab disharmoni yaitu Faktor intern merupakan faktor yang berasal baik dari diri suami ataupun istri, dari suami meliputi tidak ada tanggung jawab nafkah ekonomi, krisis akhlak berkata kasar,membentak, menggebrak membanting pintu, memukul istri, memfitnah berburuk sangka dan cemburu sedangkan faktor internal dari istri yaitu sakit hati, tersiksa lahir batin sehingga memutuskan untuk mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama Cirebon. Faktor eksternal merupakah faktor dari luar baik dari suami maupun dari istri dalam kasus ini faktor eksternal dari suami meliputi suami mempunyai wanita idaman lain telah menikah kembali, dan sering cemburu yang berlebihan, sedangkan faktor eksternal dari istri yaitu terdapat laki-laki idaman lain. Rumah tangga akan menjadi harmonis apabila antara suami dan istri bisa memahami akan hak dan kewajibanya dan bisa mewujudkan hubungan mu’asyaroh diantara keduanya yaitu hubungan kesalingan, saling memafkan, saling menghargai, saling menyayangi, saling menghormati, saling memahami sehingga membuat hubungan rumah tangga menjadi harmonis dan akhirnya tercapailah sebuah tujuan perkawinan membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Kata Kunci : Disharmoni, Gugat Cerai, Hukum Islam, Hukum Positif

[error in script]
Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Pascasarjana > Program Magister > Perdata Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah)
Depositing User: tuti alawiyah alawiyah
Date Deposited: 16 Jan 2024 06:59
Last Modified: 13 Feb 2024 02:30
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/12276

Actions (login required)

View Item View Item