Dhila Habibah, (2024) Peranan Pendidikan Islam Dalam Persoalan Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer, Interseks, Aseksual di Sosial Media. Masters thesis, UIN Siber Sykeh Nurjati.
Text
AWALAN -DAFTAR ISI.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (526kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Download (170kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (404kB) |
Abstract
Di era revolusi industri 5.0, dimana memungkinkan manusia memanfaatkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah, kaum LGBTQIA justru menggunakan teknologi tersebut dengan menambah masalah, yakni mereka berani mengkampanyekan diri melalui sosial media tiktok, instagram, facebook, dan sosial media lainnya. Pendidikan islam memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa. Dengan memberikan dasar moral yang kokoh, menanamkan sikap bekerjasama antar keluarga maupun semua pihak diharapkan dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih sehat, harmonis, dan dijauhkan dari segala bentuk penyimpangan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menjelaskan karakteristik LGBTQIA, 2) Menjelaskan Keberadaan LGBTQIA di Sosial media, 3) Menjelaskan Peranan Pendidikan Islam Dalam Persoalan LGBTQIA di Sosial Media. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, display data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) LGBTQIA merupakan sebuah bentuk kelainan penyakit jiwa, batin, atau psikis seseorang yang bertentangan terhadap aturan agama dan Negara serta dapat merusak moral pelakunya. Ciri- ciri komunitas ini sebenarnya mudah dikenali yakni melalui gestur tubuh dan gaya bicara, juga pilihan karakter yang tidak sesuai dengan identitas jenis kelaminnya. Penyebab mereka menjadi menyimpang ada banyak faktor, di antaranya karena faktor lingkungan yang rusak, faktor keluarga tidak harmonis atau ada kesalahan saat mendidik anak, faktor traumatik pernah mengalami pelecehan, faktor kualitas pendidikan, dan bisa juga karena faktor usia masa-masa produktif dimana seseorang selalu ingin mencoba dan menikmati hal-hal baru khususnya tentang LGBTQIA. Sarana penyebaran kampanye LGBTQIA cukup didukung oleh lembaga Internasional, perusahaan-perusahaan swasta asing, dan sejumlah Negara-negara di dunia. 2) Keberadaan LGBTQIA di sosial media sudah tidak ada rasa malu lagi dalam menyebarkan eksistensi penyimpangan mereka, yakni dengan berbagai konten aktivitas seksual di sosial media. 3) Upaya penanggulangan terhadap LGBTQIA sudah diatur dalam beberapa perda seperti di Palembang, Banjar, serta di Tasik. Komunitas LGBTQIA di social media dapat dijerat hukuman dalam UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan atau dikenai pasal 292 KUHP dan pasal 414 ayat 1 UU Tahun 2023 tentang Homoseksual yang diikuti dengan Perbuatan Cabul serta Kekerasan maupun disebarluaskan sebagai Konten Pornografi. Menurut pakar psikolog dan psikiater, upaya penanggulannya melalui Self, Relationship, Differential of Feeling, Spiritual Intervention, dan Acceptane of Environmental. 4) Peranan pendidikan islam dalam persoalan LGBTQIA di social media dilakukan dengan metode keteladanan islam, konsep pendekatan kembali ke fitrah serta menyerukan pentingnya tanggungjawab orangtua terhadap pendidikan seksual anak sejak usia dini, remaja hingga dewasa dan siap menikah. Kata Kunci : Peranan Pendidikan Islam, LGBTQIA, Sosial Media
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Pendidikan (Umum) > Pembelajaran berbasis nilai |
Divisions: | Fakultas Pascasarjana > Program Magister > Pendidikan Islam > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | tuti alawiyah alawiyah |
Date Deposited: | 22 Jan 2025 01:39 |
Last Modified: | 22 Jan 2025 01:39 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/14721 |
Actions (login required)
View Item |