Pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an Dalam Tradisi Tedhak Siten Di Desa Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan.

Nina Maryana, (2025) Pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an Dalam Tradisi Tedhak Siten Di Desa Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan. Bachelor thesis, SI- Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.

[img] Text
2008304107_1_cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2008304107_2_bab1.pdf

Download (745kB)
[img] Text
2008304107_6_bab5.pdf

Download (351kB)
[img] Text
2008304107_7_dafpus.pdf

Download (365kB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dari banyaknya tradisi-tradisi yang ada di indonesia khususnya suku jawa. Menjadi salah satu tradisi masyarakat jawa yakni tradisi Tedhak Siten. Tentunya pada suatu daerah seperti Desa Suganangan memiliki tantangan antara kebudayaan dan agama. Maka, dapat diamati secara langsung prosesi dan pandangan islam terhadap tradisi Tedhak Siten tersebut. Adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu pertama, menjelaskan bagaimana praktik tradisi Tedhak Siten kedua, bagaimana pemaknaan tradisi Tedhak Siten pada masyarakat Desa Suganangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik dalam Tedhak Siten dan makna dalam Tradisi Tedhak Siten. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian lapangan (field Reserch) yang menggunakan pendekatan Fenomenologi. Sumber data yang di hasilkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik dalam Tedhak Siten dan makna dalam tradisi Tedhak siten di Desa Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan. Hasil penelitian ini adalah tradisi Tedhak Siten dianggap sebagai selametan masyarakat jawa yang sudah ada sejak para leluhur, dimana artinya sang bayi yang memasuki 7 bulan baru untuk memulai berjalan. Prosesi tradisi Tedhak Siten terdiri berbagai macam rangkaian yang masing-masing kegiatan tersebut terdapat makna di balik bagi si bayi untuk masa depannya. Sehingga hasil penelitian yang diperolah dapat disimpulkan adalah pertama, prosesi tradisi Tedhak Siten merupakan tradisi para leluhur untuk sang anak yang memulai berjalan, kedua, tradisi Tedhak Siten harus anak yang berumur 7 bulan atau 8 bulan yang dapat dimulai tradisi Tedhak Siten, ketiga, menurut pandangan agama islam tradisi tersebut masih diperbolehkan dilakukan karena dianggap sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan di setiap rangkaiannya mempunya makna yang ada nilai-nilai ajaran islam.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Uncontrolled Keywords: Tedhak Siten, Fenomenologi, Desa Suganangan
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 15 Jul 2025 07:19
Last Modified: 15 Jul 2025 07:19
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/15320

Actions (login required)

View Item View Item