Ma’ruful Amri, (2025) Tinjauan Hukum Islam Atas Permohonan Izin Poligami Dalam Konteks Penyakit Hiv Pada Istri (Studi Pada Putusan Pengadilan Agama Indramayu Nomor : 5563/Pdt.G/2022/Pa.Im.). Bachelor thesis, S1-Hukum Keluarga UIN SSC.
![]() |
Text
2008201118_1_cover.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
2008201118_2_bab1.pdf Download (918kB) |
![]() |
Text
2008201118_6_bab5.pdf Download (514kB) |
![]() |
Text
2008201118_7_dafpus.pdf Download (650kB) |
Abstract
Penelitian ini membahas tinjauan hukum Islam terhadap permohonan izin poligami dalam konteks istri yang mengidap penyakit HIV, dengan studi kasus pada Putusan Pengadilan Agama Indramayu Nomor: 5563/Pdt.G/2022/PA.Im. Fokus utama penelitian ini adalah menganalisis dampak sosial, emosional, dan kesehatan yang ditimbulkan dari praktik poligami dalam situasi khusus tersebut serta mengkaji bagaimana pertimbangan hukum Islam diaplikasikan dalam memberikan izin tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan kualitatif, serta analisis terhadap data primer berupa salinan putusan pengadilan dan wawancara dengan hakim yang menangani perkara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permohonan izin poligami yang diajukan oleh suami dengan alasan istri terinfeksi HIV memberikan dampak multidimensional, tidak hanya secara hukum tetapi juga sosial dan psikologis. Secara sosial, penyakit HIV pada istri pertama membawa stigma dan diskriminasi, yang tidak hanya menimpa individu tetapi juga keluarga secara keseluruhan. Pengadilan menilai bahwa izin poligami dalam konteks ini harus disikapi dengan kehati-hatian agar tidak memperparah stigma sosial yang sudah ada. Dari aspek emosional, istri pertama yang sedang menghadapi penyakit berat menghadapi beban psikologis yang semakin kompleks akibat permohonan poligami tersebut. Rasa takut ditinggalkan, kehilangan penghargaan diri, dan tekanan mental menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, putusan pengadilan merekomendasikan adanya konseling dan pendampingan psikologis bagi semua pihak yang terlibat. Sedangkan dari aspek kesehatan, putusan menegaskan pentingnya perlindungan medis bagi semua pihak, termasuk suami dan calon istri kedua, agar tidak terjadi penularan HIV. Pemeriksaan medis berkala dan penggunaan metode pencegahan menjadi bagian dari syarat yang harus dipenuhi dalam proses poligami. Tinjauan hukum Islam terhadap kasus ini menekankan bahwa meskipun poligami diperbolehkan, pelaksanaannya harus memenuhi prinsip keadilan dan kemaslahatan. Berdasarkan maqāṣid al-syarī‘ah, keputusan yang diambil harus mampu menjaga jiwa, keturunan, dan kehormatan seluruh pihak. Dalam kasus ini, hakim memutuskan untuk mengabulkan permohonan karena syarat-syarat dalam hukum Islam dan Kompilasi Hukum Islam telah terpenuhi, termasuk adanya izin dari istri pertama. Keputusan ini menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dan manusiawi dalam menerapkan hukum Islam, terutama ketika berhadapan dengan persoalan kesehatan dan relasi keluarga yang kompleks.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Poligami, Hukum Islam, HIV, Dampak Sosial, emosional, kesehatan. |
Subjects: | K Law > KZ Law of Nations |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam |
Depositing User: | rosyidah rosyidah rosyidah |
Date Deposited: | 24 Jul 2025 03:41 |
Last Modified: | 24 Jul 2025 03:41 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/15631 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |