Analisis Klasifikasi Korban Pinjol Sebagai Gārimīn Perspektif Yūsuf Al-Qarḍāwī

Abdul Mutolib, (2025) Analisis Klasifikasi Korban Pinjol Sebagai Gārimīn Perspektif Yūsuf Al-Qarḍāwī. Bachelor thesis, S1-Hukum Keluarga UIN SSC.

[img] Text
2008201077_1_cover.pdf

Download (4MB)
[img] Text
2008201077_2_bab1.pdf

Download (4MB)
[img] Text
2008201077_6_bab5.pdf

Download (4MB)

Abstract

Gārimīn menurut Syaikh Yūsuf al-Qaraḍāwī adalah orang yang berutang dan tidak memiliki cukup harta untuk melunasi hutangnya. Baik utang untuk kepentingan pribadi ataupun untuk kepentingan masyarakat dengan syarat utang tersebut tidak digunakan untuk kemaksiatan atau pun hal-hal yang dilarang oleh syariat Islam. Para ulama membagi kelompok ini pada dua bagian, Pertama yaitu: kelompok orang yang mempunyai utang untuk kebaikan dan kemaslahatan diri dan keluarganya. Kedua adalah kelompok orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan orang atau pihak lain. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah meliputi bagaimana penafsiran Syaikh Yūsuf al-Qaraḍāwī gārimīn dalam kontek kontemporer, kriteria yag harus dipenuhi agar korban pinjaman online dapat diklasifikasikan sebagai gārimīn Syaikh Yūsuf al-Qaraḍāwī, bagaimana urgensi pengklasifikasian korban pinjman online sebagai gārimīn dalam sitem pengelolaan zakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan normatif bisa disebut juga sebagai penelitian hukum atau penelitian perpustakaan. Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertama, menurut Syaikh Yūsuf al-Qaraḍāwī seorang gārimīn yang menjadi mustaḥiq haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dapat diberikan zakat. Kedua, Seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini, banyak orang yang terlilit utang karena pinjaman online yang terjadi karena beberapa alasan yaitu kebutuhan hidup dan gaya hidup. Menurut penulis kesimpulanya dalam masalah ini bahwa korban pinjaman online yang telilit hutang berhak menerima zakat kecuali jika orang tersebut berutang untuk digunakan hal-hal yang maksiat, utangnya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan juga tidak berlebih-lebihan dalam hutang ataupun penggunaan uang untuk kebutuhan apalagi sampai berutang akibat berlebih-lebihan. Ketiga, dalam pendapatnya Syaikh Yūsuf al-Qaraḍāwī dalam bukunya Fiqh al-Zakāh menjelaskan ada banyak ketentuan-ketentuan tentang zakat dan penulis menyimpulkan bahwasanya ketika orang yang terlilit utang akibat pinjaman online dapat dikategorikan sebagai gārimīn apabila memenuhi beberapa ketentuan yaitu: memenuhi ketentuan-ketentuan orang yang berhak menerima zakat dan orang yang tidak berhak menerima zakat, memenuhi ketentuan-ketentuan orang yang behak menerima zakat fitrah dan orang yang tidak berhak menerima zakat fitrah, memenuhi ketentuan-ketentuan syarat-syarat sebagai gārimīn.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Uncontrolled Keywords: Pinjaman Online, Gārimīn, Yūsuf al-Qaraḍāwī, Fiqh al-Zakāh.
Subjects: K Law > KZ Law of Nations
Divisions: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Depositing User: rosyidah rosyidah rosyidah
Date Deposited: 24 Jul 2025 04:06
Last Modified: 24 Jul 2025 04:06
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/15645

Actions (login required)

View Item View Item