Nurul Fajriyah Fitri, (2025) Peranan Tokoh Masyarakat Sebagai Mediator Dalam Sengketa Pembagian Harta Peninggalan Untuk Anak Tiri Di Desa Tegalwangi Kabupaten Cirebon Pada Tahun 2020 Menurut Hukum Islam. Bachelor thesis, S1-Hukum Keluarga UIN SSC.
![]() |
Text
2108201123_1_cover.pdf Download (694kB) |
![]() |
Text
2108201123_2_bab1.pdf Download (378kB) |
![]() |
Text
2108201123_6_bab5.pdf Download (202kB) |
![]() |
Text
2108201123_7_dafpus.pdf Download (223kB) |
Abstract
Agama Islam sebagai pedoman hidup mengatur pembagian harta peninggalan secara adil untuk mencegah konflik, namun sengketa seringkali terjadi, terutama terkait hak anak tiri dalam harta peninggalan. Meskipun KHI Pasal 209 mengatur hak anak tiri atas harta orang tua angkat, banyak masyarakat yang memilih penyelesaian sengketa secara non-litigasi melalui mediasi oleh tokoh masyarakat atau tokoh agama. Mediasi dianggap lebih efektif, hemat biaya dan menghindari konflik berkepanjangan dibandingkan proses litigasi atau persidangan. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, khususnya terkait peran tokoh masyarakat dalam sengketa pembagian harta peninggalan untuk anak tiri di Desa Tegalwangi Kabupaten Cirebon. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui peranan tokoh Masyarakat sebagai mediator dan menjawab dari pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menjadi rumusan masalah, yaitu : 1)“Bagaimana pandangan hukum Islam terkait pembagian harta peninggalan untuk anak tiri, 2) Bagaimana peranan tokoh masyarakat sebagai mediator dan 3) Bagaimana praktek penyelesaian sengketa pembagian harta peninggalan tersebut”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Data yang dikumpulkan dengan cara interview (wawancara), observasi, dokumentasi kemudian dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan tokoh masyarakat sebagai mediator mengedepankan pendekatan kekeluargaan dalam menyelesaikan sengketa. Tokoh Masyarakat aktif dalam menjembatani sejumlah pertemuan pada proses mediasi untuk mencapai suatu kesepakatan. Adapun Hukum Islam telah menekankan bahwa anak tiri tidak mendapat bagian dari harta peninggalan, tetapi bisa mendapatkan dengan cara wasiat atau hibah. Berhasilnya mediasi dalam sengketa ini, merujuk pada Hukum Adat sesuai dengan tradisi dan kesepakatan masing-masing pihak. Peneliti menyarankan kepada Tokoh Masyarakat sebagai mediator agar menjadi pihak netral, berkarakter adil dan bijaksana, Tokoh Masyarakat diharapkan memperdalam pemahaman tentang Hukum Islam. Serta untuk meningkatkan efektivitas peran mediator, diperlukan forum diskusi regular antara Tokoh Masyarakat, ulama dan pihak pemerintah desa. Pihak yang bersengketa pun harus saling menerima atas apa yang telah diputuskan dalam proses mediasi.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tokoh Masyarakat, Mediasi, Harta Peninggalan. |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam |
Depositing User: | rosyidah rosyidah rosyidah |
Date Deposited: | 31 Jul 2025 07:19 |
Last Modified: | 31 Jul 2025 07:19 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/16336 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |