DAMPAK TOXIC FRIENDSHIP TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN BROKEN HOME DI DESA BANDORASA WETAN

HILLA AGTRI ANNISA, (2025) DAMPAK TOXIC FRIENDSHIP TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN BROKEN HOME DI DESA BANDORASA WETAN. Bachelor thesis, SI- Bimbingan Konseling Islam UINSSC.

[img] Text
2108306171_1_cover.pdf

Download (630kB)
[img] Text
2108306171_2_bab1.pdf

Download (396kB)
[img] Text
2108306171_6_bab5.pdf

Download (28kB)
[img] Text
2108306171_7_dafpus.pdf

Download (436kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak toxic friendship terhadap psychological well-being pada remaja korban broken home di Desa Bandorasa Wetan. Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap pengaruh lingkungan sosial, khususnya dalam hubungan pertemanan. Toxic friendship atau pertemanan beracun merupakan hubungan sosial yang ditandai dengan manipulasi, dominasi, dan kurangnya dukungan emosional, yang dapat mengganggu kesejahteraan psikologis individu. Remaja korban broken home memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap dampak hubungan sosial yang negatif, termasuk toxic friendship. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah dua remaja dengan latar belakang keluarga broken home dan berada dalam lingkungan toxic friendship. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model analisis data Miles dan Huberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan pertemanan yang bersifat toxic pada remaja korban broken home di Desa Bandorasa Wetan ditandai dengan adanya ketergantungan emosional, manipulasi, kritik berlebihan, kehilangan batasan, ketidakseimbangan dalam hubungan, dan ketidaksehatan secara umum. Hubungan pertemanan yang tidak sehat ini menimbulkan tekanan psikologis serta menghambat terbentuknya hubungan yang saling mendukung. Kondisi psychological well-being pada remaja korban broken home menunjukkan kondisi yang belum optimal, dengan hambatan dalam aspek penerimaan diri, otonomi, dan penguasaan lingkungan akibat faktor broken home dan pengaruh pertemanan yang tidak sehat bahwa toxic friendship memberikan dampak negatif terhadap psychological well-being remaja korban broken home, terutama pada aspek pengembangan diri, hubungan positif dengan orang lain, dan otonomi. Remaja yang terjebak dalam hubungan pertemanan yang tidak sehat mengalami tekanan psikologis seperti stres, rasa tidak percaya diri, dan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang positif dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk orang tua, guru, dan konselor, guna membantu mereka keluar dari hubungan pertemanan yang merugikan dan membangun kesejahteraan psikologis yang lebih baik.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama > Psikologi
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Bimbingan Konseling Islam
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 31 Jul 2025 07:27
Last Modified: 31 Jul 2025 07:27
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/16343

Actions (login required)

View Item View Item