Ani Nuraeni, (2025) Dekonstruksi Makna Nusyuz dalam Kompilasi Hukum Islam dan Pemikiran Faqihuddin Abdul Kodir. Masters thesis, HKI UIN Siber Syekh Nurjati.
![]() |
Text
AWALAN -DAFTAR ISI.pdf Download (594kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (307kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (254kB) |
![]() |
Text
DAPUS.pdf Download (263kB) |
Abstract
Problematika dalam hubungan suami-istri sering muncul karena ketimpangan. Ketimpangan tersebut terjadi karena adanya pembangkangan yang dilakukan oleh salah satu pihak, baik istri ataupun suami. Dalam diskursus Islam, Istilah pembangkangan yang dilakukan oleh salah satu pihak dinamakan dengan nusyuz. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk: 1) Untuk mengetahui bagaimana nusyuz menurut Kompilasi Hukum Islam.; 2) Untuk mengetahui bagaimana nusyuz menurut Faqihuddin Abdul Kodir 3) Untuk memahami bagaimana perbedaan dan persamaan nusyuz menurut Kompilasi Hukum Islam dan Faqihuddin Abdul Kodir. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini,1) Bagaimana Dekontruksi Nusyuz perspektif Kompilasi Hukum Islam; 2) Bagaimana Dekonstruki Nusyuz perpektif Faqihuddin Abdul Kodir; 3) Bagaimana analisis Studi Perbandingan Nusyuz Perspektif Kompilasi Hukum Islam dan Faqihuddin Abdul Kodir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus disertai kajian kepustakaan. Sumber primer dari penelitian ini yaitu Kompilasi Hukum Islam dan karya Faqihudin Abdul Kodir mengenai nusyuz. sementara teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan data yang dikumpulkan, dianalisis menggunakan pemprosesan, pengkategorisasian dan penafsiran. Hasil dari penelitian ini dapat dirangkum menjadi pertama, Dalam Kompilasi Hukum Islam nusyuz dapat didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan kewajibannya, yaitu: kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya. Kedua, perspektif Faqihuddin Abdul Kodir seorang tokoh pencetus teori mubadalah (kesalingan) antara laki-laki dan perempuan menyatakan bahwa dilihat dari perspektif beliau, nusyuz adalah kebalikan dari taat yang berorientasi negatif pada hubungan. Itu dilakukan oleh suami ataupun istri. Ketiga, Analisis pemaknaan nusyuz dapat ditinjau dari KHI dan perspektif Faqihuddin Abdul Kodir agar lebih komprehensif. Terdapat perbedaan makna nusyuz antara Kompilasi Hukum Islam dan Faqihuddin Abdul Kodir terletak pada peruntukkan dan standard pemenuhan tanggung jawab keluarga. Persamaannya terdapat dalam sumber penafsiran dan tujuan keseimbangan perkawinan. Dalam analisis tersebut kehadiran konsep kesalingan Faqihuddin Abdul Qodir dapat dijadikan rujukan dalam membangun penegakan nusyuz dalam Hukum Keluarga yang lebih adil gender dewasa ini. Selanjutnya bagi akademisi maupun masyarakat pendalaman makna nusyuz hanya sebatas isyarat saja bahwa makna al-Quran secara mendalam dapat berkembang selaras dengan zaman dan pemikiran. Sehingga al-Quran bias terus hidup dan dirasakan kehadirannya. Kata kunci: Nusyuz, Dekonstruksi, Kompilasi Hukum Islam, Faqihuddin Abdul Kodir.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Nusyuz, Dekonstruksi, Kompilasi Hukum Islam, Faqihuddin Abdul Kodir. |
Subjects: | H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman |
Divisions: | Fakultas Pascasarjana > Program Magister > Perdata Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah) |
Depositing User: | tuti alawiyah alawiyah |
Date Deposited: | 11 Sep 2025 02:22 |
Last Modified: | 11 Sep 2025 02:22 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/17311 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |