ACEP PATHUROHMAN, (2023) PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENGGAMBAR DALAM PERSPEKTIF AHMAD HASSAN, YU<SUF QARD{AWI, DAN IBN US|AIMI<>N. Bachelor thesis, S1-Ilmu Hadist.
![]() |
Text
1908307008_1_cover.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
1908307008_7_dafpus.pdf Download (525kB) |
![]() |
Text
1908307008_6_bab5.pdf Download (217kB) |
![]() |
Text
1908307008_2_bab1.pdf Download (823kB) |
Abstract
Gambar adalah hal yang tidak dapat dipisahkan karena pada zaman sekarang ini, banyak sekali dipergunakan semisalkan karya 3D sempurna manusia untuk keperluan medis untuk keperluan latihan praktek, namun terdapat hadis yang melarang membuat gambar ataupun patung 3D, tetapi terdapat juga hadis pembolehannya. Sebab ini kita perlu mencari fatwa dari ulama dalam hal ini. Penulis mengambil tiga tokoh yaitu Ahmad Hassan, Yu>suf Qard{awi, Dan Ibn Us|aimi>n. Lantas bagaimanakah kualitas hadis mengenai larangan menggambar tersebut?, dan pendapat Ahmad Hassan, Yu>suf Qard{awi, Dan Ibn Us|aimi>n mengenai hadis larangan menggambar?. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, karena menurut penulis metode ini sangat cocok dengan objek penelitian. Data yang dipakai dalam penelitian berupa data kualitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder yang kemudian diinterpretasikan sehingga menjadi suatu kesatuan. Pengumpulan data sepenuhnya dilakukan melalui studi pustaka sampai menemukan hasil yang dituju dengan data yang akurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat hadis yang larangan menggambar adalah s}ah}īh} liz|a>tihi karena perawi dalam hadisnya kebanyakan s|iqah walaupun begitu masih terdapat syadz dan ikhtisar didalamnya, dan terdapat hadis pada riwayat Ahmad yang s}ah}īh} li ghoirihi, dikarenakan terdapat perawi yang dihukumi mud}oribul hadis oleh Imam Ahmad namun sisa perawi didalamnya adalah s|iqah dan hadis ini dapat dijadikan sebagai suatu hujjah. Ahmad Hassan berpendapat bahwa pendapat yang diterimanya hanya yang diharamkan yang disembah saja dan pendapatnya lebih merujuk pada pemanfaatan. Yusuf Qard{awi membaginya menjadi beberapa tingkatan sehingga 3D atapun 2D, makhluk bernyawa maupun tidak dan pemanfaatan sangat diperhatikan olehnya. Ibn ‘Us|aimi>n membolehkan gambar makhluk bernyawa asalkan bentuknya tidak sempurna, mengharamkan melukis memakai tangan, dan memperbolehkan fotografi.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 15 Sep 2025 02:05 |
Last Modified: | 15 Sep 2025 02:05 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/17374 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |