MAKNA HADIS LARANGAN HIDUP BERLEBIHAN (KAJIAN MA’ANIL HADIS)

MAULIDIKA GEMILANG PERSADA, (2023) MAKNA HADIS LARANGAN HIDUP BERLEBIHAN (KAJIAN MA’ANIL HADIS). Bachelor thesis, S1-Ilmu Hadist.

[img] Text
1708307029_1_cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
1708307029_2_bab1.pdf

Download (212kB)
[img] Text
1708307029_6_bab5.pdf

Download (72kB)
[img] Text
1708307029_7_dafpus.pdf

Download (63kB)

Abstract

Hadis menggambarkan bentuk gaya hidup minimalis melalui riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang larangan berlebih-lebihan. Saat ini, manusia cenderung menghabiskan hartanya semaunya tanpa memikirkan kepentingan dan kebermanfaatan suatu barang, sehingga muncul ekonomi ke kelas menengah kebawah yang merajalela di kalangan masyarakat. Keadaan tersebut seharusnya dijauhi oleh umat, karena sikap pemborosan nyata dilarang oleh Allah. Walaupun orang kaya dilarang untuk berlebih-lebihan, karena yang nabi contohkan adalah hidup yang sederhana, membelanjakan hartanya sesuai dengan apa yang ia butuhkan bukan yang diinginkan. Berdasakan nabi memilih sederhanarkan persoalan tersebut, penelitian ini perlu untuk dikaji dengan tujuan dapat memahami anjuran gaya hidup minimalis dalam hadis sebagai bahan tinjauan manusia dalam kehidupan, untuk mengetahui larangan berlebih-lebihan dalam hadis, dan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup minimalis dalam kehidupan manusia. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif melalui penelitian kepustakaan (library research). Sumber yang digunakan berasal dari sumber data primer dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya. Sedangkan data sekunder diperoleh kitab rijal, jurnal dan skripsi analisis data menggunakan metode deskriptif teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni observasy library. Anjuran gaya hidup minimalis dalam Dalam riwayat tersebut dijelaskan tentang anjuran bersikap sewajarnya dalam membelanjakan harta. Pengaruh atau dampak positif dari membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan dapat menjadikan seseorang lebih bertawakkal, karena memenuhi dengan baik segala bentuk perintah Allah dan tidak mengabaikan hak-hak orang lain yang ada pada dirinya. Membelanjakan harta dengan sewajarnya juga membuat hidup lebih tenang, bersyukur atas apa yang dimiliki, tidak berlebihan pada sesuatu, dan tidak diperbudak oleh keinginan (hawa nafsu). adapun dampak negatif dalam hal ini ialah membuat barang yang kita miliki menjadi berlebihan dan tidak berguna sehingga seperti sampah yang menumpuk, masuk ke katagori tabdzir, yang harusnya bisa dialokasikan ke hal yang lebih baik lagi, seperti berbagi ke orang yang membutuhkan.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 15 Sep 2025 03:42
Last Modified: 15 Sep 2025 03:42
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/17384

Actions (login required)

View Item View Item