PRAKTIK TINDIK TELINGA DI KALANGAN REMAJA LAKI LAKI DI DESA CANGKUANG KECAMATAN BABAKAN KABUPATEN CIREBON LIVING HADIS (TASYABBUH BI ANNISA)

KHOTIMAH, (2024) PRAKTIK TINDIK TELINGA DI KALANGAN REMAJA LAKI LAKI DI DESA CANGKUANG KECAMATAN BABAKAN KABUPATEN CIREBON LIVING HADIS (TASYABBUH BI ANNISA). Bachelor thesis, S1-Ilmu Hadist.

[img] Text
2008307015_1_cover.pdf

Download (2MB)
[img] Text
2008307015_2_bab1.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2008307015_6_bab5.pdf

Download (215kB)
[img] Text
2008307015_7_dafpus.pdf

Download (613kB)

Abstract

Mayoritas orangtua di Indonesia menindik daun telinga anak perempuan mereka saat masih bayi. Ini dilakukan sedini mungkin untuk mencegah rasa sakit saat ditindik. Tindik telinga di Desa Cangkuang Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon didominasi oleh perempuan dengan tujuan untuk berhias dan membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pesatnya perkembangan zaman, kini banyak remaja laki-laki di Desa Cangkuang yang menindik telinga dan menggunakan anting dengan latar belakang pergaulan, tren simbol dan bentuk ekspresi diri. Melihat banyak lembaga-lembaga dan majelis talim yang ada, fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa tindik di kalangan remaja laki-laki tidak pantas dilakukan di dalam masyarakat yang religius. Rumusan masalah penelitian ini yakni, 1. bagaimana asal-usul terjadinya praktik tindik telinga di kalangan remaja laki-laki di Desa Cangkuang? 2. bagaimana persepsi remaja laki – laki terhadap praktik tindik telinga? 3. bagaiamana reaksi dan bentuk-bentuk perlakuan yang mereka terima dari masyrakat? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1.asal-usul praktik tindik telinga yang dilakukan di Desa Cangkuang. 2. untuk mengetahui persepsi remaja laki-laki di Desa Cangkuang terkait praktik tindik telinga. 3. untuk mengetahui reaksi perilaku tindik dan bentuk-bentuk perlakuan yang diterima. Penelitian ini menggunakan teori living hadis dan interaksi simbolik untuk mengetahui persepsi remaja yang ditindik telinganya. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, merangkum, berbagai kondisi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, tindik telinga pada kalangan laki-laki di Desa Cangkuang kurang lebih ada sejak tahun 1990-an, saat itu pertama kali digunakan oleh seorang remaja laki-laki konon katanya karena putus cinta, remaja tersebut menindik telinganya dengan jarum dan menggunakan anting-anting sebagai bentuk ekspresi perasaannya. Kini tindik pada laki-laki banyak diikuti oleh laki-laki dari kalangan remaja, maupun bapak-bapak. Tindik sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw, dan Nabi saw tidak melarang tindik pada perempuan, seperti yang dijelaskan didalam hadis riwayat Ibnu Abbas ra. bahwa, Nabi Saw memerintahkan para wanita untuk bersedekah lalu para wanita tersebut memberikan anting-atingnya sebagai bentuk sedekah dan Nabi menerimanya. Para ulama berbeda pendapat menghukumi tindik telinga, ada yang menghukuminya mubah, haram dan makruh. Terkait fenomena tindik telinga yang dilakukan oleh laki-laki adalah hukumnya haram. Karena terdapat unsur tasyabbuh bi an-nisa (menyerupai wanita) yaitu, dalam berhias.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 17 Sep 2025 06:59
Last Modified: 17 Sep 2025 06:59
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/17441

Actions (login required)

View Item View Item