YUNI HASTUTI DWI RETNO HANDAYANI, (2013) MORALITAS DALAM PERSPEKTIF AGAMA DAN SOSIOLOGI ( STUDI PERBANDINGAN PEMIKIRAN MURTADHA MUTHAHHARI DAN EMILE DURKHEIM ). Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
|
Text
YUNI HASTUTI DWI RETNO HANDAYANI_58511444_ok-min.pdf Download (480kB) | Preview |
Abstract
YUNI HASTUTI DWI RETNO HANDAYANI : Persoalan moral selalu menjadi wacana yang tak pernah pudar di kalangan masyarakat. Persoalan moral selalu mengarah kepada baik dan buruk tindakan manusia. Dalam konteks sosiologi, ruang lingkup moralitas sangat diperhatikan. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial, tidak terlepas dari segala keteraturan yang mengikat manusia di lingkungan tempat hidupnya. Tindakan manusia yang dilakukan di masyarakat harus sesuai dengan kode etik dan norma-norma tertentu. Peran agama juga sangat penting dalam menjunjung perbuatan moral. Agama sebagai petunjuk dapat mengantarkan manusia menuju kehidupan yang lebih baik terutama dalam menjunjung tinggi perilaku yang mulia. Esensinya, suatu perbuatan tidak akan memiliki arti apapun apabila tidak dibarengi dengan nilai agama. Kajian agama dan sosiologi tentunya akan menjadi pembahasan yang menarik dalam konteks moralitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami pandangan Emile Durkheim dan Murtadha Muthahhari mengenai konsep moral (moralitas); untuk mengetahui relasi pemikiran dari kedua tokoh yakni Murtadha Muthahhari dan Emile Durkheim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian pustaka menggunakan sumber data yang dihimpun dari kepustakaan. Referensi yang digunakan berupa buku-buku maupun sumber mengenai teori moral, agama serta sosiologi. Keseluruhan dari referensi tersebut digunakan untuk membandingkan teori moralitas yang dikaji dari sudut pandang agama dengan moralitas yang dikaji dari sudut pandang sosiologi. Hasil riset yang diperoleh dari penelitian ini bahwasannya moralitas yang dipandang dari segi agama harus di mulai dengan pengenalan terhadap Tuhan. Unsur keimanan dan ketakwaan merupakan dasar dari perbuatan moral. Muthahhari menegaskan suatu perbuatan dapat dikatakan perbuatan akhlaki atau memiliki nilai moral apabila perbuatan tersebut diorientasikan hanya kepada Allah SWT. Emile Durkheim atas kajian moralitas yang ditawarkannya lebih menegaskan bahwa suatu perbuatan dapat dikatakan bermoral apabila perbuatan tersebut menjunjung tinggi kepentingan umum. Durkheim menilai bahwa masyarakat merupakan dasar dari tujuan moral. Dalam konteks sosiologi, Durkheim tidak mengaitkan unsur teologi ke dalam moralitas, akan tetapi Durkheim memprioritaskan bahwa masyarakat merupakan tujuan dari perbuatan moral.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Pendidikan (Umum) |
Depositing User: | tuti alawiyah alawiyah |
Date Deposited: | 11 Apr 2017 02:10 |
Last Modified: | 11 Apr 2017 02:10 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/1932 |
Actions (login required)
View Item |