Ali Rosyiqin, (2016) PERAN KI ARDHI SELA DALAM MELAWAN BELANDA PADA ABAD KE-18 M. Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
|
Text
ALI ROSYIQIN-min.pdf Download (437kB) | Preview |
Abstract
Ali Rosyiqin. NIM 14123141158. PERAN KI ARDHI SELA DALAM MELAWAN BELANDA PADA ABAD KE-18 M. Skripsi. Cirebon : Fakultas Adab Dakwah Ushuluddin, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, Juli 2016. Peranan politik Cirebon mulai melemah dan surut seiring dengan campur tangan Belanda ke dalam pemerintahan Kesultanan Cirebon. Sultan-sultan Cirebon tidak lagi memiliki kekuasaan penuh secara politik termasuk kewenangan dalam mengatur pemerintahan karena dalam sistem pemerintahan sudah diambil alih oleh Belanda. Bahkan kegiatan-kegiatan keagamaannya selalu dalam pengawasan Belanda. Para bangsawan dan warga keraton yang tidak sepaham dengan kebijakan politik keraton yang tunduk pada Belanda memutuskan keluar dari keraton dan mengasingkan diri kewilayah pinggiran dengan membangun pesantren dan pusat kekuatan baru untuk melawan Belanda. Para bangsawan itu salah satunya Pangeran Ki Ardhi Selaku anak dari Pangeran Bratanata. Ia keluar dari keraton karena sudah tidak cocok dengan kondisi keraton yang sudah bekerjasama dengan Belanda. Maka dalam Skripsi ini penulis merumuskan tujuan sebagai berikut yaitu Mengapa Ki Ardhi Sela keluar dari Kesultanan Kanoman dan Bagaimana peran Ki Ardhi Sela dalam melawan Belanda pada abad ke-18 M. Penelitian ini menggunakan pendekatan-pendekatan Sosial-historis. Sosiologi dipakai untuk alat bantu melacak dan menganalisa aspek-aspek sosial dan pendekatan library research dengan metode studi historis yang melalui empat tahapan. Pertama, pencarian/pengumpulan data (heuristik) yang terdiri dari pencarian buku yang berkaitan dengan penelitian, observasi dan wawancara. Kedua, verifikasi sumber data yang di dapat. Ketiga, Interpretasi data yang telah ada. Dan keempat, penulisan data-data (hitoriografi). Adapun dalam penulisan ini mengkaji seputar Peran Ki Ardhi Sela Dalam Melawan Belanda Pada Abad Ke-18 M. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pada saat Cirebon dipimpin oleh tiga orang sultan, maka akan muncul konflik baru seperti konflik batas wilayah kekuasaan dan kedudukan dalam memerintah Cirebon. Sehingga masing-masing sultan meminta bantuan kepada pihak yang lain seperti Kesultanan Kesepuhan meminta bantuan kepada pihak Belanda dan Kesultanan Kanoman meminta bantuan kepada Kesultanan Banten. Pada akhirnya Belanda berhasil menguasai Cirebon. Kekuasaan Belanda terhadap Cirebon, melemahkan fungsi dari kedudukan sultan dan rakyat semakin menderita. Keadaan politik, sosial, ekonomi, dan budaya semakin tidak kondusif. Keluarga keraton dan ulama yang menentang adanya kaum imprealis keluar dari keraton untuk menyusun strategi dalam melawan kaum imprealis. Keluarga keraton dan ulama dalam menyusun strategi mereka menggunakan konsep berdakwah. Salah satu ulama sekaligus keluarga keraton yang keluar dari keraton adalah Ki Ardhi Sela. Kata kunci : Peranan Ki Ardhi Sela, Kekuasaan, Konflik.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Pendidikan (Umum) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Sejarah Kebudayaan Islam |
Depositing User: | tuti alawiyah alawiyah |
Date Deposited: | 27 Apr 2017 04:00 |
Last Modified: | 27 Apr 2017 04:00 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/2234 |
Actions (login required)
View Item |