Anwar Sanusi, AS (2013) Biografi Karya dan Pemkiran Hasan Hanafi. Inspirasi : Jurnal Adab Dakwah Ushuluddin, 11 (4). pp. 31-42. ISSN 1693-4342
|
Text
Vo. 11 No.4 Desember 2013.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Hasan Hanafi mengenal Tokoh-tokoh ikhwanul Muslimin seperti Hasan Al-Banna, Sayyid Qutb, Abdul Qadir Audah, Sa’id Ramadan, Alal Al-Fasi, Hasan Al-Asymawi, Abdul Hakim ‘Abidin, maupun tokoh revolusioner Islam dan barat seperti Muhammad Iqbal, Edmund Husserl dan Descartes. Inilah yang selanjutnya banyak memberi pengaruh pada cara berfikir Hanafi. Selain tokoh-tokoh di atas, Sayyid Qutb meninggalkan pengaruh yang sangat besar kepada diri Hanafi. Hal ini terbukti dari pernyataannya “Jikalau Sayyid Qutb masih hidup waktu itu, saya pasti akan menjadi murid terbaiknya, dan jika dakwah Ihhwanul Muslimin berlanjut, niscaya saya akan menjadi pemikir dan konseptornya”. Pemikiran Hasan Hanafi terdiri dari : pertama, Logika Pembaharuan Bahasa. Kedua, Turas Dan Tajdid serta Penyatuan Ilmu-Ilmu. Turas adalah sesatu yang sampai kepada kita dari masa lalu dalam peradaban dominan, sehingga merupakan masalah yang diwarisi sekaligus mesalah penerima yang hadir dalam berbagai tingkatan. Turas merupakan titik awal sebagai tangungjawab kebudayaan bangsa. Tajdid adalah penafsiran ulang atas turas sesuai kebutuhan zaman, karena yang lama mendahului yang baru. Turas adalah pranata sedangkan tajdid adalah tujuan. Ketiga, Kiri Islam (Al-Yasar al-Islami). Istilah ‘Kiri’ bermakna pengambilan bentuk perlawanan terhadap pihak yang bersinggungan yaitu kanan. Dalam arti lain kata kiri disini adalah oposisi dari kanan. Kata kiri selalu lekat dengan identitas sosialisme, marxisme, dan komunisme. Identitas tersebut lebih condong kepada pemikiran dan gerakan sosial yang timbul karena pemikiran karl marx, yang kemudian dibakukan oleh fredrich engels menjadi Marxisme. Demikian kuatnya keyakinan Hanafi akan pentingnya orientasi ke-Islam-an sebagai ideologi populis, ia mencetuskan gagasan Kiri Islam (al-yasar al-Islami atau Islamic Left). Terminologi “kiri” dalam banyak hal mengandung kesan stigmatik, terutama ketika dihadapkan kepada konstruksi dasar pengetahuan konservatif memahami Islam. Secara substansial istilah ini merupakan gagasan berbasis sistem epistemology rasional-kritis yang bertujuan untuk bersikap kritis terhadap bangunan pengetahuan dominan yang membelenggu dan manipulatif. Dalam pengetahuan yang dominan seringkali bersembunyi berbagai kepentingan ideologis. Pada arah inilah, gagasan Kiri Islam yang diperkenalkan Hanafi memberi ruh gerakan yang bertujuan untuk selalu melihat realitas obyektif untuk melakukan penelitian terhadap kegagalan idelogi modern.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Ilmu Sejarah > Biografi |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Sejarah Kebudayaan Islam |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 26 Mar 2019 11:09 |
Last Modified: | 28 Mar 2019 13:35 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/3105 |
Actions (login required)
View Item |