TEORI KONEKSIONISME DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA ANAK USIA DINI
Abstract
Teori koneksionisme memandang bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah, demikian juga pada pembelajaran bahasa pada anak usia dini. Setiap anak usia diniĀ pada awalnya melakukan percobaaan berbahasa dan membuat kesalahan-kesalahan melafalkan sebelum akhirnya menjadi terbiasa dan benar sehingga menambah kosa-kata bahasa yang pada ahirnya dapat memudahkan dalam menyampaikan maksud dan tujuan kepada lawan bicaranya. Proses tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran bahasa kedua pada anak usia dini. Pada pembelajaran bahasa kedua yang dilakukan oleh anak usia dini menunjukan kesesuaian hukum dan prinsip belajar teori Koneksionisme. Pemberian hadiah menjadi stimulus anak-anak untuk belajar dan motivasi untuk melafalkan kata yang diajukan sebagai bentuk respon yang positif. Berkurangnya jumlah rata-rata pengulangan dari minggu pertama sebanyak tujuh belas kali menjadi tiga kali pada minggu keempat merupakan bukti prinsip belajar trial and erroryang dikemukakan oleh Edward Thorndike. Faktor pembelajaran bahasa kedua sangat dipengaruhi oleh umur, bahasa pertama, perkembangan bahasa dan motivasi.
References
Mulyani, Sri dan Haryanti, Ade Siti. Teori Belajar Bahasa. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Dariyo, Agus. Psikologi Perkembangan Anak. (Cetakan ke 2). Bandung:Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Maulidiyah, Eka Cahya. http://ekacahyamaulidiyah.blogspot.co.id/2014/02/anak-usia-dini_6.html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2016.
Mahlil, Rahman. http://id.rahmanmahlil.blogspot.co.id teori~koneksionisme.html. Dikutip pada pukul 22.30 WIB tanggal 13 Februari 2015.
Tersedia: http://kbbi.web.id/ lafal dan pembelajaran. Diakses pada tanggal 28 Mei 2016.
DOI: http://dx.doi.org/10.1234/jileal.v1i2.599
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.