Santri Melayani dan Ngopeni

Suteja, (2016) Santri Melayani dan Ngopeni. Aksarasatu, Cirebon. ISBN 1926 07 2016

[img]
Preview
Text
10. SANTRI.pdf

Download (673kB) | Preview

Abstract

Nilai adalah konsep mengenai penghargaan tertinggi yang diberikan oleh masyarakat terhadap masalah-masalah pokok yang bersifat sakal sehingga menjadi pedoman bagi kehidupan serta dapat membentuk tingkahlaku setiap individu. Secara sederhana nilai dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang masih bersifat abstrak mengenai dasar-dasar yang prinsip dalam kehidupan manusia. Nilai dapat diklasifikasikan menjadi empat macam; Pertama ditinjau dari sumbernya menjadi; nilai ilahiyah dan nilai insyaniyah. Kedua ditinjau dari kualitasnya nilai dapat dibagi menjadi; nilai hakiki dan nilai instrumental (nilai yang bersifat sementara). Ketiga ditinjau dari segi eksistensinya nilai dapat dibagi menjadi; nilai universal dan nilai lokal. Keempat ditinjau dari segi masa berlakunya nilai dapat dibagi menjadi; nilai abadi (eternal), nilai pasang surut (aksedemntal), dan nilai temporal (sesaat). Nilai secara turun temurun diajarkan kepada generasi muda melalui penanaman kebiasaan, pelatihan dan keteladanan yang menekankan kepada kesadaran melakukan yang benar, atau baik atau terpuji dan menjauhi yang salah, atau buruk, atau tercela secara absolut. Hal yang diajarkan kepada generasi muda adalah mengenalkan kepada mereka nilai baik dan salah dan memberikan pujian (reward) atau pahala dan hukuman atau sanksi (punnishment) secara langsung maupun tak langsung manakala terjadi pelanggaran. Begitulah apa yang telah dilakukan oleh Islam dalam membentuk karakter umatnya, yaitu dengan janji pemberian hadiah atau pahala jika berbuat kebaikan dan pemberian siksa dan dosa jika berbuat kejahatan. Internalisasi nilai Qurani adalah tugas utama setiap orang dewasa, sehingga semua pihak harus terlibat. Institusi organisasi atau jam’iyah dapat dijadikan wilayah untuk pembentukan karakter, penciptaan lingkungan yang kondusif dalam membangun tradisi belajar dan beramal saleh (khidmat). NU dalam hal ini sangat berperan strategis dalam menciptakan umat yang sadar ilmu dan berperadaban sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang setiap anggotanya memiliki keseimbangan dan keharmonisan dalam berbagai apsek. Pendidikan bertugas membantu mentransfer dan menginternalisasikan nilai-nilai qurani yang universal. Pendidikan nilai bertugas membantu setiap peserta didik memahami, menyadari, dan mengamalkan nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik (orang tua, guru, kyai, ulama) sangat berperan dalam membantu proses internalisasi nilai. Setiap individu berkewajiban menanamkan nilai-nilai baik dan mencegah nilai-nilai buruk. Namun demikian, lazimnya dalam sebuah komunitas atau pergaulan sosial, selalu ada nilainilai buruk yang muncul di tengah-tengah keteladanan yang baik dan terpuji. Al-Quran menggambarkan pemrakrasa nilai buruk yang pertama bernama Iblis la’natullahi ’alaih. Iblis menghembuskan api permusuhan, iri, dendam, sombong atau takabbur (merasa diri tinggi/ superior) dan menganggap orang lain rendah/ inferiror (ujub) dan buruk sangka (suu dzon), serta iri (hasad, hasud.

[error in script]
Item Type: Book
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Depositing User: suteja suteja suteja
Date Deposited: 02 Feb 2017 09:21
Last Modified: 16 Mar 2017 08:34
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/610

Actions (login required)

View Item View Item