Ana Nur Hayati, (2022) TERM MISKIN DALAM AL-QUR'AN STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL-MARAGHI DAN TAFSIR KEMENTERIAN AGAMA RI. Bachelor thesis, IAIN SYEKH NURJATI. S1 IAT.
|
Text
AWALAN DLL.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (680kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (355kB) | Preview |
|
|
Text
DAPUS.pdf Download (490kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini di latar belakangi oleh salah satu problematika sosial yang sejak dulu telah ada, justru masih sangat fenomenal hingga saat ini yaitu miskin. Oleh karena itu, ini menjadi tema yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut, bagaimana kemiskinan itu tampak semakin melonjak setiap tahunnya. Al-Qur’an dan Haditsnya menginstruksikan umatnya agar membentuk spiritual untuk menuju sesuatu yang utama dan tak melupakan nilai-nilai kemanusiaan. Yaitu, nilai-nilai ketuhanan harus bisa direfleksikan pada kehidupan bermasyarakat, inilah yang kelak membuahkan pandangan Islam menjadi etika sosial. Ragamnya term ayat tentang miskin menandakan eksistensi miskin dalam al-Qur’an.Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui penafsiran ayat-ayat tentang miskin dalam al-Qur’an menurut Tafsir Al�Maraghi dan Tafsir Kementerian Agama RI dan persamaan serta perbedaan penafsiran ayat-ayat tentang miskin dalam kedua tafsir tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka (library research), dan metode maqaran yaitu penafsiran ayat al-Qur’an yang berbicara dalam suatu masalah dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat atau antara ayat dengan hadis baik dari segi isi maupun redaksi atau antara pendapat�pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan segi-segi perbedaan tertentu dari obyek yang dibandingkan. Adapun hasil penelitian ini bahwa penafsiran ayat-ayat tentang miskin dalam kitab Tafsir Al-Maraghi yaitu, tafsir Al-Maraghi menafsirkan orang miskin menjadi dua macam, yaitu ma’dzur dan ghairu ma’dzur. Sedangkan orang miskin menurut Tafsir Kemenag RI adalah orang yang mempunyai harta atau mata pencaharian tetapi tidak mencukupi kebutuhan sehingga meminta-minta merendahkan harga diri. Salah satu hasil analisis komparatif pada Q.S. Al-Baqarah[2]: 215; kedua tafsir ini menjelaskan tentang orang-orang yang semestinya dibantu yaitu salah satunya orang miskin. Perbedaan kedua tafsir ini terletak pada penjabaran tafsirannya. Al-Maraghi mengatakan bahwa ayat ini menjelaskan tentang nafkah bukan tentang zakat. Kewajiban memberi nafkah ini tidak mencakup nafkah orang-orang miskin dan musafir serta semua yang disebutkan ayat ini karena mereka ini masuk dalam zakat dan sedekah sukarela. Sedangkan tafsir kemenag dalam pemberian nafkah itu mencakup orang-orang miskin dan musafir.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Miskin, Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Kemenag |
Subjects: | Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 21 Oct 2022 07:58 |
Last Modified: | 21 Oct 2022 07:58 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/8128 |
Actions (login required)
View Item |