TAFSIR AYAT-AYAT ANTI KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Komparatif atas Penafsiran Ṭanṭāwī Jauharī dan Hamka)

Cucu Barokah, (2023) TAFSIR AYAT-AYAT ANTI KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Komparatif atas Penafsiran Ṭanṭāwī Jauharī dan Hamka). Bachelor thesis, IAIN SYEKH NURJATI. S1 IAT.

[img]
Preview
Text
awalan dll.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab i.pdf

Download (456kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab v.pdf

Download (196kB) | Preview
[img]
Preview
Text
dapus.pdf

Download (316kB) | Preview

Abstract

Kerusakan lingkungan selalu menjadi salah satu isu yang menarik perhatian serius secara global, karena keadaan lingkungan dan isu-isu yang terjadi sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi. Pada sekitar tahun 1960-1970 keadaan bumi sangat mengkhawatirkan, sehingga masalah lingkungan hidup menjadi perhatian serius negera-negara di dunia. Meski berbagai usaha untuk meminimalisir kerusakan lingkungan telah dilakukan, faktanya hingga saat ini kerusakan lingkungan terus terjadi, bahkan semakin memburuk. Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan diantaranya; faktor teknologi, populasi penduduk, ekonomi kapitalisme, serta world view. Islam sebagai agama rahmatan li al- ‘ālamīn tentu sangat menjunjung nilai cinta kasih terhadap sesama makhluk. Di dalam al-Qur’an, Allah memerintahkan manusia untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi. Tujuan penelitian ini untuk memberi pemahaman mengenai penafsiran ayat-ayat anti kerusakan lingkungan menurut Ṭanṭāwī Jauharī dan Hamka. Jenis penelitian dalam tulisan ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengkaji berbagai literatur ilmu pengetahuan dari al-Qur’ān, buku atau kitab penafsiran yang berkaitan dengan objek penelitian yang diangkat. Kemudian landasan teori yang digunakan adalah hermeneutik Gadamer. Adapun metode yang digunakan adalah metode analisis-komparatif dengan melakukan kajian terhadap data-data yang sudah disiapkan kemudian melakukan analisis dan membandingkan hasil dari kedua penafsiran. Perbedaan penafsiran antara Ṭanṭāwī Jauharī dan Hamka terhadap ayat-ayat kerusakan lingkungan disebabkan karena pemahaman mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut dipengaruhi latar belakang mereka. Ṭanṭāwī hidup pada masa perang dunia pertama, sehingga banyak menjelaskan bagaimana perang serta perangkat-perangkatnya dapat merusak lingkungan. Sedangkan Hamka banyak menjelaskan mengenai bagaimana kemajuan teknologi serta pembangunan-pembangunan dapat merusak lingkungan. Diketahui bahwa gerakan pembangunan pada dasawarsa Hamka hidup justru menimbulkan kerusakan sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan di mana-mana. Selain itu, Hamka juga menjelaskan bagaimana teknologi dan perangkat yang digunakan saat perang dapat Hal ini menurut penulis karena Hamka hidup pada masa penjajahan di Indonesia.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Uncontrolled Keywords: Kerusakan Lingkungan, Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’an, Al-Azhar
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 21 Feb 2023 01:46
Last Modified: 14 Mar 2023 07:30
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/9841

Actions (login required)

View Item View Item