DISKURSUS PERKAWINAN PEREMPUAN HAMIL (PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI MUHAMMAD ABID AL-JABIRI)

Ibrohim, (2022) DISKURSUS PERKAWINAN PEREMPUAN HAMIL (PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI MUHAMMAD ABID AL-JABIRI). Masters thesis, S2 Hukum Keluarga Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

[img]
Preview
Text
AWALAN DLL.pdf

Download (691kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (408kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (131kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAPUS.pdf

Download (276kB) | Preview

Abstract

Diskursus pernikahan perempuan hamil menjadi salah satu kajian yang menarik banyak perhatian ulama, baik ulama klasik, kontemporer dan sebagian akademisi. Sebagian ulama mengatakan sah atas perkawinan yang disebabkan hamil di luar perkawinan baik dengan yang menghamilnya atau bukan, sebagian lain harus dengan yang menghamilinya. Sementara ulama lain mengatakan tidak sah terhadapat perkawinan perempuan hamil. Selain itu pembahasan ini selama ini banyak dikaji dengan pendekatan fikih dan hukum positif saja, sehingga diperlukan pendekatan lain untuk menganilisis permasalahan ini, salah satunya adalah dengan pendekatan epistimologi Muhammad Abid Al-Jabiri, bayani, burhani dan irfani. Jenis penelitian adalah library research. Sebagai data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder dengan bahan primer karya Mumammad Abid Al-Jabiri yang berjudul Takwin al-aql al-Arabi, Bunyah al-Aql al-Arabi. Sedangkan bahan sekunder, yaitu buku-buku umum, karya atau literatur kepustakaan lain yang menunjang data primer. Untuk menganalisis data, digunakan metode analisa kualitatif yang bersifat deskriptif komparatif, dalam hal ini adalah Epistimologi Mumammad Abid Al-Jabiri yang digunakan untuk melihat pendapat para ulama tentang perkawinan perempuan hamil. Hasil dari penelitian ini adalah, pertama Muhammad Abid Al-Jabiri membagi epistimologinya menjadi tiga, yaitu bayani, burhani, dan irfani. Kedua para ulama berbeda pendapat mengenai status perkawinan perempuan hamil. Yaitu sah dan tidak sah mengenai status perkawinannya. Ketiga, hukum perkawinan perempuan hamil dengan pendekatan epistimologi bayani adalah sah dengan syarat dikawinkan dengan orang yang menghamilinya, sebagian lain mengatakan sah meskipun dikawinkan dengan yang selain menghamilinya, dan sebagian lain mengatakan tidak sah. Sedangkan pendekatan burhani, perkawinan perempuan hamil adalah dalam rangka untuk menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta, dan pendekatan irfani, bahwa perkawianan perempuan hamil adalah dalam rangka untuk menjaga fitra bayi yang dikandung dan sebagai bentuk pertaubatan pelaku zina.

[error in script]
Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Epistimologi, Wanita Hamil, Status
Subjects: H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Pascasarjana > Program Magister > Perdata Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah)
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 23 Feb 2023 02:56
Last Modified: 23 Feb 2023 02:56
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/9924

Actions (login required)

View Item View Item