MUHAMAD HAFIDZUL AHWAL, (2024) Cinta Tanah Air Perspektif Ḥadi. Bachelor thesis, S1-ILMU HADIST.
Text
1908307038_1_cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
1908307038_2_bab1.pdf Download (783kB) |
|
Text
1908307038_6_bab5.pdf Download (422kB) |
|
Text
1908307038_7_dafpus.pdf Download (491kB) |
Abstract
Pemahaman Cinta tanah air atau nasionalisme merupakan sebuah kewajiban yang harus dimiliki oleh seluruh masyarakat, khususnya untuk para pemeluk agama Islam yang mempunyai peran yang sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan bangsa dan negara dalam satu kesatuan. Nasionalisme tersebut merupakan sebuah sikap kesadaran seseorang di dalam suatu negara dan juga bangsa yang secara tersirat dan aktual saling berusaha agar bersama-sama dapat mencapai pertahanan dan berbakti pada identitas, integritas, dan juga pada kekuatan dalam suatu bangsa atau bisa disebut dengan istilah semangat dalam berkebangsaan. Sebagaimana disebutkan dalam Ḥadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah No 3108 yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sangat mencintai kota Makkah yang menjadi Negara tempat tinggalnya. Berdasarkan persoalan tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana kualitas dan kuantitas Ḥadis tentang cinta tanah air, dan bagaimana makna secara tekstual dan kontekstual Ḥadis tersebut? Metode penelitiannya dengan kualitatif serta model kajian Ma‟ānil Ḥadis. Jenis yang digunakan adalah Penelitian Kepustakaan. Sumber data yang digunakan, meliputi Primer yang didapatkan dari Kutub as-sittah Ḥadis, seperti shahih bukhari, shahih muslim dan lainnya. dan meliputi sekunder yang didapatkan seperti dari buku, jurnal, artikel, dan lain-lain. Hasil Penelitian ini, menunjukkan bahwa Ḥadis berkaitan tentang cinta tanah air ini diriwayatkan oleh Imam Tirmizi, Ibnu Majah, Ad-Darimi, dan Ahmad bin Hanbal. sedangkan kuantitasnya Ḥadis tentang cinta tanah air tersebut ahad aziz yaitu diriwayatkan oleh dua orang sahabat „Abdullah Bin „Adi dan juga Abu Hurairah, Adapun kualitas Ḥadis yang diriwayatkan oleh „Abdullah bin „Adi ini memiliki kualitas Ḥadis sahih Akan tetapi pada Ḥadis yang diriwayatkan Imam Tirmizi yang melalui jalur sanad sahabat Abu Hurairah ini terdapat syadż yaitu penyebutan nama guru dari Abu Salamah kepada Abu Hurairah dan juga keterputusnya sanad dari Muhammad bin „Amr, maka Ḥadis tersebut ḍha’if dari segi periwayatannya, termasuk pada Ḥadis muallaq. Dengan demikian Ḥadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi melalui jalur sanad Abu Hurairah dinyatakan lemah atau ḍha’if secara kualitas sanad.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 13 Aug 2024 06:19 |
Last Modified: | 13 Aug 2024 06:19 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/14297 |
Actions (login required)
View Item |