Gagasan Munawir sjadzali terhadap pembagian waris laki-laki dan perempuan di Indonesia

Tika Fatihah Rohmah, (2024) Gagasan Munawir sjadzali terhadap pembagian waris laki-laki dan perempuan di Indonesia. Bachelor thesis, S1-Hukum Keluarga IAIN SNJ.

[img] Text
2008201022_1_cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2008201022_2_bab1.pdf

Download (484kB)
[img] Text
2008201022_6_bab5.pdf

Download (218kB)
[img] Text
2008201022_7_dafpus.pdf

Download (310kB)

Abstract

Perbandingan pembagian harta waris Islam berbanding 2:1 antara anak laki-laki dan anak perempuan, yang mana sering menimbulkan perselisihan dan konflik keluarga, hal ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan dan pendekatan dalam menentukan keadilan pembagian harta waris, dimana muncul pemikiran dari tokoh Islam Siti Musdah Mulia dan Munawir Sjadzali, yang mana keduanya memiliki perbedaan pendapat mengenai pembagian harta waris akan tetapi memiliki tujuan yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadilan pembagian harta waris anak perempuan menurut pandangan Siti Musdah Mulia dan Munawir Sjadzali dan untuk mengetahui perbandingan pemikiran Siti Musdah Mulia dan Munawir Sjadzali mengenai keadilan pembagian harta waris anak perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian komparatif dengan membandingkan antara pendapat tokoh hukum Islam antara siti musdah mulia dengan munawir sjadzali dengan topik yang berkaitan dengan topik kewarisan. Dan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Pembagian harta waris menurut Siti Musdah Mulia yaitu mempunyai konsep pembagian warisan yang menolak untuk membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan dengan perbandingan 2:1. Yangmana musdah menekankan keadilan dalam pembagian waris dengan membagi sama rata antara anak laki-laki dan anak perempuan 1:1, sementara menurut pemikiran Munawir Sjadzali menyatakan bahwa jika masyarakat menghendaki pembagian warisan yang setara antara anak laki-laki dan anak perempuan dan semua pihak sepakat tanpa keberatan, maka pembagian tersebut dapat dilakukan. Ini berlaku jika anak perempuan memegang peranan penting. 2). Siti Musdah Mulia dan Munawir, keduanya mengacu pada QS. An-Nisa ayat 11 tentang keadilan dalam pembagian harta waris serta peran sama antara anak laki-laki dan anak perempuan dalam keluarga. Namun, Siti Musdah lebih menekankan keadilan gender khususnya bagi anak perempuan, yang nantinya akan menghasilkan keadilan pembagian harta waris dengan perbandingan 1:1, sementara Munawir memperjuangkan kesetaraan hak dan tanggungjawab yangmana pembagian harta waris disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masa kini, sehingga menghasilkan pembagian yang sama rata antara anak laki-laki dan anak perempuan. Kata kunci: pembagian harta waris, anak perempuan, Siti Musdah Mulia, Munawir Sjadzali.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam > Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah)
Depositing User: rosyidah rosyidah rosyidah
Date Deposited: 20 Feb 2025 02:52
Last Modified: 20 Feb 2025 02:52
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/14812

Actions (login required)

View Item View Item