Bunga Furyantie, (2025) Bakti Perempuan Pasca Pernikahan (Analisis Qs. Al-Ahqaf Ayat 15 Dalam Tafsir Al-Misbah). Bachelor thesis, S1-Hukum Keluarga UIN SSC.
![]() |
Text
2108201049_1_cover.pdf Download (695kB) |
![]() |
Text
2108201049_2_bab1.pdf Download (403kB) |
![]() |
Text
2108201049_6_bab5.pdf Download (563kB) |
![]() |
Text
2108201049_7_dafpus.pdf Download (261kB) |
Abstract
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban yang tetap berlaku bagi setiap anak, termasuk bagi anak perempuan setelah menikah. Namun, setelah memasuki kehidupan pernikahan, seorang perempuan memiliki tanggung jawab baru terhadap suaminya, yang terkadang menimbulkan dilema dalam menyeimbangkan kedua kewajiban tersebut. Dalam realitas masyarakat, banyak perempuan yang mengalami kesulitan dalam menjaga hubungan dengan orang tua setelah menikah karena keterbatasan waktu, jarak, atau pengaruh suami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan, pertama untuk mengetahui bakti seorang anak perempuan kepada orang tua setelah menikah, kedua untuk mengetahui bentuk-bentuk berbuat baik anak perempuan setelah menikah kepada orang tuanya menurut surat al-ahqaf ayat 15, ketiga untuk mengetahui konsekuensi anak perempuan yang tidak bakti kepada orang karna mengutamakan suaminya menurut surat al-ahqaf ayat 15 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan studi kepustakaan (library research). Sumber utama yang digunakan adalah Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab, serta berbagai kitab tafsir dan literatur yang berkaitan dengan hukum keluarga Islam. Analisis dilakukan dengan menelaah kandungan ayat, pendapat ulama, serta fenomena yang terjadi di masyarakat terkait peran anak perempuan terhadap orang tuanya setelah menikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam tetap menekankan kewajiban anak perempuan untuk berbakti kepada orang tuanya setelah menikah. Bentuk bakti tersebut dapat berupa penghormatan, kepedulian, doa, hingga dukungan finansial jika memungkinkan. Namun, dalam kondisi tertentu, Islam mengajarkan bahwa ketaatan kepada suami menjadi prioritas utama, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dengan demikian, diperlukan keseimbangan antara bakti kepada orang tua dan kewajiban terhadap suami agar keduanya dapat berjalan secara harmonis tanpa mengurangi nilai ibadah dalam kehidupan rumah tangga.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bakti anak perempuan, Orang tua, Pernikahan |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam |
Depositing User: | rosyidah rosyidah rosyidah |
Date Deposited: | 31 Jul 2025 07:43 |
Last Modified: | 31 Jul 2025 07:43 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/16352 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |