MANUNGGALING KAWULA GUSTI SYEKH SITI JENAR DAN SERAT DEWARUCI KRAMAPRAWIRA (STUDI KOMPARATIF)

ARI SURYA APRIANSAH, (2023) MANUNGGALING KAWULA GUSTI SYEKH SITI JENAR DAN SERAT DEWARUCI KRAMAPRAWIRA (STUDI KOMPARATIF). Bachelor thesis, S1-Aqidah Filsafat Islam.

[img] Text
1908303042_1_cover.pdf

Download (925kB)
[img] Text
1908303042_2_bab1.pdf

Download (192kB)
[img] Text
1908303042_6_bab5.pdf

Download (95kB)
[img] Text
1908303042_7_dafpus.pdf

Download (127kB)

Abstract

Konsep pengenalan diri sudah populer di seluruh agama di dunia. Di Jawa, fenomena sinkretisme terjadi karena banyak bangsa-bangsa lain masuk. Syekh Siti Jenar adalah tokoh kontroversial terkenal di Jawa. Pada satu periode, naskah-naskah Jawa berkembang pesat. Serat Dewaruci adalah salah satunya. Antara Syekh Siti Jenar dan Serat Dewaruci terdapat ajaran yang cukup mirip, terutama Manunggaling Kawula Gusti. Dalam penelitian ini akan membandingkan antara ajaran keduanya. Maka, masalah yang dikaji adalah; apa pengertian manunggaling kawula gusti Syekh Siti Jenar dan apa makna dalam Serat Dewaruci, tentang persamaan dan perbedaan antara keduanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kedua poin masalah tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kajian pustaka dengan metode analisis kualtitatif; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasilnya adalah; Jenar memiliki ajaran manunggaling kawula gusti. Pemahamannya berdasar pada keyakinan; Tuhan ada di dalam dirinya. Dalam Serat Dewaruci dikatakan lewat analogi Tuhan dan manusia sebagai yang sedang bercermin dan pantulan yang ada di cermin. Persamaannya; (1) konsep manunggaling kawula gusti. (2) Tuhan bersifat transenden. (3) Tuhan bersifat imanen. (4) mengajarkan pencapaian hidup. (5) memandang semesta terdapat dua. (6) dalam mencapai Tuhan, akal terbatas. (7) produk hasil bangsa Indonesia. Perbedaannya; (1) Jenar, Tuhan memiliki 20 sifat yang bersatu dalam dzat. Serat Dewaruci, tidak mengatakan rinci. (2) Jenar, manusia penjelmaan dzat & sifat Tuhan. Serat Dewaruci, hanya sifat-sifat saja. (3) Jenar, kemanunggalan, terjadi pada dzat & sifat. Serat Dewaruci, hanya sifat. (4) Jenar, dunia adalah alam kematian. Serat Dewaruci, tidak. (5) Jenar, kehidupan sejati adalah setelah bertemu ajal. Serat Dewaruci, setelah melepaskan fungsi dari raga. (6) Jenar, kemanunggalan berlangsung di dunia. Serat Dewaruci, setelah mati. (7) Jenar, interaksi langsung. Serat Dewaruci, sebuah karya sastra.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Filsafat Agama
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 10 Sep 2025 04:35
Last Modified: 10 Sep 2025 04:35
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/17283

Actions (login required)

View Item View Item