Annisa Fatimah Soviani, (2023) LARANGAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID BAGI PEREMPUAN (Studi Living Hadis di Masjid Assalam Kabupaten Purwakarta). Bachelor thesis, S1-Ilmu Hadist.
![]() |
Text
1808307019_1_cover.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
1808307019_2_bab1.pdf Download (348kB) |
![]() |
Text
1808307019_6_bab5.pdf Download (99kB) |
![]() |
Text
1808307019_7_dafpus.pdf Download (170kB) |
Abstract
Pelaksanaan shalat berjamaah pada umumnya, baik laki-laki maupun perempuan dapat dilakukan di luar rumah, yaitu di masjid, mushalah, dan tempat umum lainnya, namun di sisi lain terdapat fenomena praktik living hadis yang melarang perempuan untuk shalat berjamaah di Masjid, yaitu di Masjid Assalam Desa Palinggihan, Setiap pelaksanaan shalat berjamaah 5 waktu di Masjid ini hanya ada dan disediakan untuk shaf laki-laki saja, sedangkan untuk shaf perempuan tidak ada dan tidak disediakan tempat, fenomena ini menjadi sebuah kesimpulan bahwa perempuan dilarang untuk shalat berjamaah di Masjid. Berangkat dari praktik tersebut, penelitian ini ingin mengkaji hadis apa yang menjadi dasar praktik pengamalan hadis larangan shalat berjamaah bagi perempuan di Masjid Assalam Kabupaten Purwakarta, bagaimana implementasinya, dan bagaimana resepsi masyarakat terhadapnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu; 1. Bagaimana living hadis tentang larangan shalat berjamaah di Masjid bagi perempuan di Masjid Assalam Kabupaten Purwakarta? 2. Bagaimana resepsi masyarakat terhadap hadis larangan shalat berjamaah di Masjid bagi perempuan di Masjid Assalam Kabupaten Purwakarta? Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori living hadis, fenomenologi, dan resepsi. Dalam penelitian ini terdapat data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden di lapangan dan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan baik berupa buku-buku, kitab-kitab hadis, jurnal, artikel dan lain-lain. Hasil dari penelitian ini adalah; Pertama, larangan salat berjamaah bagi perempuan di Masjid Assalam diterapkan berdasarkan hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad no. 26969 yang dipahami oleh pengurus Masjid Assalam sebagai bahasa "halus" Nabi SAW yang melarang perempuan untuk salat berjamaah di Masjid, kemudian diterapkan hingga menjadi adat/kebiasaan sejak zaman dahulu hingga sekarang dengan tujuan untuk menjaga aurat, fitnah, dan madharat bagi kaum perempuan. Kedua, berdasarkan resepsi dari masyarakat secara interpretasi melalui pemahaman historis, sosiologis, dan antropologis ternyata masyarakat masih pro dan kontra terhadap praktik living hadis larangan shalat berjamaah bagi perempuan di Masjid Assalam kabupaten Purwakarta.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 15 Sep 2025 02:13 |
Last Modified: | 15 Sep 2025 02:13 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/17375 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |