Rety Bilkis Syam, (2017) PERSETUJUAN ANAK GADIS SEBAGAI SYARAT SAH PERKAWINAN DALAM PANDANGAN IBN QAYYIM AL-JAWZIYYAH. Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
|
Text
RETY BILKIS SYAM-min.pdf Download (527kB) | Preview |
Abstract
Rety Bilkis Syam : 14112141295 “Persetujuan Anak Gadis Sebagai Syarat Sah Perkawinan Dalam Pandangan Ibn Qayyim Al- Jawziyyah”. Perkawinan merupakan transaksi (akad) yang istimewa dalam Islam melebihi transaksi lainnya semisal jual beli. Oleh karenanya ketika akan melakukan perkawinan tersebut perlu pertimbangan yang matang dan pemenuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang mendukung tercapainya tujuan perkawinan. Salah satu ketentuan yang diharapkan dapat membawa kepada tercapainya tujuan perkawinan tersebut adalah adanya persetujuan atau kebebasan anak gadis dalam menentukan calon suaminya. Lebih lanjut tentang adanya persetujuan anak gadis tersebut, ternyata di kalangan fuqaha’ terjadi perbedaan pendapat. Hal ini diindikasikan dengan terpecah mereka kepada dua kubu. Kubu pertama menyatakan bahwa persetujuan hukumnya hanya sekedar sunat, tanpa ada persetujuan pun, perkawinan tetap sah. Sedangkan kubu lain berpendapat persetujuan adalah sesuatu yang menentukan (wajib). Pada golongan pertama termasuk imam Syafi‘i yang mana pendapatnya diikuti mayoritas masyarakat Indonesia. Sedangkan di golongan kedua diikuti oleh Ibn Qayyim al-Jawziyyah yang juga merupakan salah satu tokoh besar dalam dunia Islam. Masalah ini adalah bagaimana pendapat dan apa yang menjadi landasan pemikiran Ibn Qayyim al-Jawziyyah tentang persetujuan anak gadis dalam perkawinan? Bagaimana relevansi pemikiran Ibn Qayyim al-Jawziyyah dengan hukum positif di Indonesia? Tujuan dari penelitian ini Untuk pendapat dan apa yang menjadi landasan pemikiran Ibn Qayyim al-Jawziyyah tentang persetujuan anak gadis dalam perkawinan, dan untuk mengetahui relevansi pemikiran Ibn Qayyim al-Jawziyyah dengan hukum positif di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif Bentuk penelitian ini adalah berupa kajian pustaka (library research). Kajian ini berusaha mengungkapkan pandangan Ibn Qayyim al-Jawziyyah tentang persetujuan anak gadis dalam perkawinan, baik buku-buku teks, jurnal, atau majalah-majalah ilmiah dan hasil-hasil penelitian. Berdasarkan metode yang digunakan akhirnya bisa dilihat bahwa akar dari perbedaan pendapat diantara Ibn Qayyim al-Jawziyyah dengan mayoritas fuqaha’ adalah karena Ibn Qayyim al-Jawziyyah menggunakan mantuq nas (makna eksplisit) yang dikuatkan dengan ‘illat as-suqr dalam istinbat hukumnya. Sementara mayoritas fuqaha’ menggunakan mafhum mukhalafah (makna implisit) dalam istinbat hukumnya yang dikuatkan dengan memakai ‘illat al-bikr. Penelitian yang dilakukan penyusun juga memberikan jawaban bahwa pendapat Ibn Qayyim al-Jawziyyah tersebut sejalan dengan perundangan yang berlaku di Indonesia. Perbedaan pendapat di antara Ibn Qayyim al-Jawziyyah dengan mayoritas fuqaha’ merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada penyusun untuk membuka tabir apa sesungguhnya yang menjadikan para ulama tersebut berbeda pendapat. Kata kunci: Anak Gadis, Perkawinan, dan Ibn Qayyim Al-Jawziyyah
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Pendidikan (Umum) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam > Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah) |
Depositing User: | tuti alawiyah alawiyah |
Date Deposited: | 02 May 2017 07:05 |
Last Modified: | 02 May 2017 07:05 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/2463 |
Actions (login required)
View Item |