Nursyarifuddin, (2023) Childfree Pada Pasangan Nikah Milenial Di Desa Karangasem Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka Perpsektif Sosiologis. Bachelor thesis, S1-Hukum Keluarga.
|
Text
1708201093_1_cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
1708201093_2_bab1.pdf Download (347kB) | Preview |
|
|
Text
1708201093_6_bab5.pdf Download (47kB) | Preview |
|
|
Text
1708201093_7_dafpus.pdf Download (185kB) | Preview |
Abstract
Hadirnya pemikiran childfree sekilas tampak bertentangan dengan hukum keluarga Islam dan fitrah manusia sebagai makhluk hidup yang dikaruniai kecintaan terhadap aneka kesenangan, di antaranya adalah rasa cinta terhadap anak-anak. Fenomena childfree sangat menarik untuk dikaji karena menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa faktor yang menyebabkan childfree di dalam perkawinan? dan Bagaimana Clildfree menurut pasangan nikah milenial di Desa Karangasem Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan childfree di dalam perkawinan, dan untuk mengetahui Clildfree menurut pasangan nikah milenial di Desa Karangasem Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas Clildfree menurut pasangan nikah milenial di Desa Karangasem Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Berdasarkan pengolahan data, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ada beberapa faktor yang mempengaruhi childfree sebagai berikut : a. Faktor Ketidaksiapan Menjadi Orangtua, b. Faktor Ekonomi c. Faktor Lingkungan Sosial�Psikologis, d. Faktor Fisik, e. Faktor kelebihan populasi. Kemudian Menurut Pasangan Nikah Milenial Di Desa Karangasem Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka menganggap bahwa Chlidfree tidak dapat diterima karena berbagai faktor. Bagi masyarakat, kehadiran anak adalah anugerah terindah dari Allah, anak adalah aset keluarga. Anak juga memiliki fungsi sosial yang kelak dapat membantu keluarga, untuk mengangkat derajat dan martabat keluarga. Pemahaman seperti ini telah terinternalisasi dalam tubuh masyarakat. Jika ada individu atau sekelompok individu punya keputusan untuk tidak memiliki anak, hal itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak lazim sehingga mereka mendapat stigma negatif . Kata Kunci: Childfree, perkawinan, sosiologis.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam > Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah) |
Depositing User: | rosyidah rosyidah rosyidah |
Date Deposited: | 08 Mar 2024 04:05 |
Last Modified: | 08 Mar 2024 04:05 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/12844 |
Actions (login required)
View Item |