KHOIRUL ANAM, (2024) AUTENTIKASI HADIS DALAM EMPAT KITAB SUNAN YANG DINILAI MAUḌŪ’ OLEH MUḤAMMAD NĀSIRUDDĪN AL-ALBĀNĪ. Bachelor thesis, S1-ILMU HADIST.
Text
2008307018_1_cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
2008307018_2_bab1.pdf Download (540kB) |
|
Text
2008307018_6_bab5.pdf Download (460kB) |
|
Text
2008307018_7_dafpus.pdf Download (500kB) |
Abstract
iii ABSTRAK Hadis ditransmisikan melalui siklus yang mencakup beberapa tahapan melalui proses autentikasi yang ketat. Dalam perkembangannya, uji validitas hadis dilakukan oleh para ahli hadis, di antara ulama yang melakukannya adalah Muḥammad Nāṣiruddīn al-Albānī. Dia banyak memberikan penilaian dan kritikan atas keabsahan sebuah hadis. Di antara kritik yang dilakukannya adalah terhadap empat kitab Sunan yang menurutnya memuat hadis Mauḍū’ (palsu). Meskipun hadis-hadis riwayat empat kitab sunan terdapat hadis-hadis Ḍa’īf, namun para ulama Islam telah menerima riwayat-riwayat mereka sebagai kumpulan kitab hadis yang validatif. Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu: Bagaimana metodologi penelitian hadis dan kriteria kepalsuan hadis menurut al-Albānī? dan Bagaimana kualitas hadis yang disifati mauḍū’ oleh al-Albānī dalam empat kitab sunan menurut para ulama?. Penelitian ini memanfaatkan metode kualitatif dengan menganalisis isi beberapa karya tulis al-Albānī, di antaranya Silsilah al-Aḥādīs aḍ-Ḍa’īfah wal-Mauḍū’ah, Tamām al-Minnah fī alt-Ta’līq ‘alā Fiqh as-Sunnah, Gāyah al-Marām fī Takhrīj Ahādīṡ al-Ḥalāl wa al-Ḥarām, Ḍa’îf Sunan at-Tirmiżī, dan Ḍa’īf Sunan Ibn Mājah. Dalam proses analisis isi, peneliti memperoleh pemahaman tentang pandangan al- Albānī terhadap teori kesahihan dan kepalsuan hadis, serta alasan di balik klasifikasi hadis mauḍū’ dalam empat kitab sunan yang disebutkan olehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metodologi al-Albānī untuk menentukan keabsahan suatu hadis didasarkan pada pemeriksaan sanad, al-Albānī juga memperhatikan indikasi yang terkandung pada matan hadis. Kriteria yang digunakannya dalam menentukan hadis mauḍū’antara lain: pengakuan dari perawi bahwa ia pemalsu hadis, perawi dikenali sebagai pendusta oleh para ulama, adanya perawi mudallis, perawi majhūl, perawi munkar dan hanya meriwayatkan satu hadis, tidak ada asalnya dari sisi sanad, matan hadis yang aneh, matan hadis bertentangan dengan dalil yang ṣaḥīḥ, akal, dan realita sejarah, matan hadis yang berlebihan terkait pahala atau siksaan. Hadis-hadis yang dinilai mauḍū’ oleh al- Albānī dalam empat kitab sunan tidak semuanya berkualitas mauḍū’ jika dilihat dari ilmu kritik sanad. Terdapat hadis-hadis yang disetujui kepalsuannya, namun ada juga hadis yang tidak sampai ke derajat mauḍū’, seperti hadis riwayat at-Tirmiżī nomor hadis 3923, dan riwayat Ibn Mājah nomor hadis 222. Disarankan agar penelitian berikutnya melakukan kajian yang lebih tajam terhadap pemikiran hadis al-Albānī. Hal ini berimplikasi pada pembaca hadis yang mengandalkan penilaiannya atas keabsahan hadis, yang terkadang tidak sesuai dengan penilaian ulama lain.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 13 Aug 2024 05:33 |
Last Modified: | 13 Aug 2024 05:33 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/14296 |
Actions (login required)
View Item |