Syifa Januba, (2025) Kritik Hadis-Hadis Misoginis Dalam Perspektif Fatima Mernissi (Studi Tokoh). Bachelor thesis, SI- Ilmu Hadist UINSSC.
![]() |
Text
2108307028_1_cover.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
2108307028_2_bab1.pdf Download (755kB) |
![]() |
Text
2108307028_6_bab5.pdf Download (320kB) |
![]() |
Text
2108307028_7_dafpus.pdf Download (435kB) |
Abstract
Misoginis adalah kebencian terhadap perempuan atau pandangan yang menempatkan perempuan sebagai pihak yang lebih rendah, sering kali menjadi akar ketidakadilan gender. Bias gender menciptakan ketimpangan sosial antara laki-laki dan perempuan, terlihat dari stereotip negatif seperti anggapan bahwa perempuan hanya cocok di dapur, kasur, dan sumur, kurang akal dan agama, hingga tidak pantas menjadi pemimpin. Pandangan ini melahirkan sistem sosial patriarkal yang menempatkan perempuan di posisi subordinat. Padahal, Islam sejatinya tidak mengajarkan diskriminasi gender. Menurut Fatima Mernissi, dogma misoginis dalam Islam hanyalah konstruksi subjektif elit laki-laki yang terganggu oleh eksistensi perempuan. Al-Qur’an dan hadis tidak menempatkan perempuan sebagai sosok yang hina. Oleh karena itu, kajian terhadap hadis-hadis yang dianggap misoginis menjadi penting untuk membongkar ketimpangan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hadis-hadis yang dianggap misoginis serta menganalisis kritik Fatima Mernissi terhadap hadis-hadis tersebut. Fokus utama yang dibahas dalam skripsi ini diantaranya: 1. Hadis-hadis apa saja yang dianggap misoginis 2. Bagaimana Fatima Mernissi mengkritik hadis misoginis. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan sosio�historis dan kritis, serta dibantu teori hermeneutika. Pendekatan ini berguna untuk memahami konteks sosial dan historis yang melatarbelakangi pemikiran Fatima Mernissi. Hadis-hadis yang dikaji antaranya adalah ”hadis tentang kepemimpinan perempuan”, ”hadis tentang perempuan penyebab batalnya shalat”, ”hadis tentang sebagian penghuni neraka adalah perempuan”, dan ”hadis tentang perempuan sumber kesialan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mernissi menggunakan hermeneutika kritis untuk mengungkap asumsi tersembunyi dalam tafsir bias gender. Kemudian empat cara dalam mengkritik hadis misoginis, yaitu: 1) Analisis hadis; 2) Naqd sanad; 3) Pendekatan historis; 4) Naqd matan. Penelitian ini menyimpulkan Mernissi berupaya membongkar bias gender dalam teks keagamaan dan memperjuangkan hak-hak perempuan dalam bingkai ajaran Islam.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fatima Mernissi, Hadis Misoginis, Naqd Hadis |
Subjects: | Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 18 Jul 2025 09:08 |
Last Modified: | 18 Jul 2025 09:08 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/15394 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |