Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Merek Dagang Iman Collection Di Desa Tegalgubug Yang Belum Terdaftar Dalam Perspektif Undang-Undang No 20 Tahun 2016 Dan Maqasid Syariah

KHOERUL HAZ RIZKY, (2025) Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Merek Dagang Iman Collection Di Desa Tegalgubug Yang Belum Terdaftar Dalam Perspektif Undang-Undang No 20 Tahun 2016 Dan Maqasid Syariah. Bachelor thesis, S1-Hukum Ekonomi Syariah UIN SSC.

[img] Text
2108202083_1_cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2108202083_2_bab1.pdf

Download (444kB)
[img] Text
2108202083_6_bab5.pdf

Download (236kB)
[img] Text
2108202083_7_dafpus.pdf

Download (997kB)

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini berawal dari adanya sengketa antara dua pelaku usaha konveksi lokal di Desa Tegalgubug, yaitu Iman Collection dan Alshofi, yang memproduksi jenis barang yang serupa dan saling mengklaim sebagai pihak yang lebih dahulu memproduksinya. Kedua usaha tersebut belum mendaftarkan merek dagangnya secara resmi, sehingga tidak memiliki kekuatan hukum untuk membuktikan kepemilikan yang sah atas hasil produksinya. Ketidaktahuan akan pentingnya pendaftaran merek serta kurangnya pemahaman mengenai perlindungan hukum terhadap hak kekayaan intelektual menyebabkan timbulnya konflik antara pelaku usaha, yang berpotensi merugikan salah satu pihak secara ekonomi maupun sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian yuridis normatif dan studi lapangan. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan pelaku usaha terkait dan tokoh setempat yang mengetahui kronologi perselisihan tersebut, serta dokumentasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk perlindungan hukum terhadap merek dagang yang belum terdaftar dan mengkaji kasus ini dalam perspektif hukum positif dan Maqasid Syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek dagang yang belum terdaftar tidak mendapatkan perlindungan hukum formal sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2016, sehingga pihak yang tidak memiliki bukti pendaftaran resmi akan kesulitan dalam menuntut hak atas produknya. Dalam perspektif Maqasid Syariah, hak atas hasil produksi merupakan bagian dari perlindungan terhadap harta (hifzh al-mal), yang menekankan pentingnya keadilan dan keberlangsungan usaha. Kesimpulannya, sengketa antara Iman Collection dan Alshofi menegaskan pentingnya pendaftaran merek untuk menjamin kepastian hukum dan perlindungan moral atas karya atau produksi, baik menurut hukum negara maupun syariat Islam.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Uncontrolled Keywords: perlindungan hukum, merek dagang, Maqasid Syariah
Subjects: K Law > KZ Law of Nations
Divisions: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Depositing User: rosyidah rosyidah rosyidah
Date Deposited: 28 Jul 2025 03:14
Last Modified: 28 Jul 2025 03:14
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/15868

Actions (login required)

View Item View Item