Muhammad Nuruddin, (2025) Mengelola konflik keluarga dalam perspektif Mubadalah (pandangan tokoh agama dan pengetahuan masyarakat desa keduanan Tentang hukum nusyuz dan penyelesaianya). Bachelor thesis, S1 - Hukum Keluarga UIN SSC.
![]() |
Text
2108201030_1_cover.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
2108201030_2_bab1.pdf Download (565kB) |
![]() |
Text
2108201030_6_bab5.pdf Download (296kB) |
![]() |
Text
2108201030_7_dafpus.pdf Download (364kB) |
Abstract
Konflik merupakan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial khususnya dalam berumah tangga, bahkan keluarga yang harmonis pun pasti mengalami konflik tinggal bagaimana pasangan tersebut mengelola konflik dengan baik, salah satu penyebab terjadinya konflik keluarga adalah tidak menjalankan kewajiban sebagai pasangan kepada pasangan yang lain atau dikenal dengan istilah nusyuz, jika salah satu pasangan suami istri tersebut berbuat nusyuz dan tidak dikelola dengan baik maka akan terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT bahkan bisa berujung ke perceraian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Tokoh Agama ketika mengelola nusyuz dengan menggunakan perspektif mubadalah. Permasalahan dalam penelitian ini pertama, Bagaimana pengelolaan konflik keluarga karena nusyuz dalam perspektif mubadalah. Kedua, Bagaimana pandangan Tokoh Agama dan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan konflik keluarga karena nusyuz. Ketiga, Bagaimana pandangan Tokoh Agama dan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan konflik keluarga karena nusyuz jika dianalisis dalam perspektif mubadalah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap Tokoh Agama dan masyarakat di Desa Keduanan. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, pengelolaan nusyuz dalam perspektif mubadalah harus dikelola dengan baik tanpa memandang siapa pelaku nusyuz tersebut. Kedua, Tokoh Agama memandang bahwa pelaku nusyuz bukan hanya istri saja tetapi suami juga bisa melakukan nusyuz, tetapi masyarakat beranggapan bahwa nusyuz hanya bisa dilakukan oleh istri saja. Ketiga, Pandangan Tokoh Agama sudah sesuai dengan teori mubadalah ketika terjadi nusyuz penyelesaiannya yaitu dengan cara didamaikan baik istri yang melakukan nusyuz maupun sebaliknya. Adapun saran yang diajukan dari hasil penelitian ini adalah pertama, kelola dengan baik jangan sampai konflik keluarga karena nusyuz ini berujung ke perceraian. Kedua, ketika menangani masalah rumah tangga, qira’ah mubadalah bisa dijadikan sebagai pilihan baru dalam penafsiran Al-Qur’an dan mubadalah bisa melihat sudut pandang Al-Qur’an dari dua sisi yang berbeda baik perempuan ataupun laki-laki. Ketiga, dengan cara mendamaikan kedua belah pihak akan lebih adil tanpa melihat siapa pelaku nusyuz tersebut dibandingkan dengan adanya pemukulan terhadap salah satu pihak.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konflik Keluarga, Nusyuz dan Mubadalah |
Subjects: | K Law > KZ Law of Nations |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam |
Depositing User: | rosyidah rosyidah rosyidah |
Date Deposited: | 29 Jul 2025 07:10 |
Last Modified: | 29 Jul 2025 07:10 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/16084 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |