TRADISI BAJAPUIK MASYARAKAT PARIAMAN DI CIREBON (Analisis Gender Terhadap Status Perempuan Pariaman)

Siti Nur Haliza, (2021) TRADISI BAJAPUIK MASYARAKAT PARIAMAN DI CIREBON (Analisis Gender Terhadap Status Perempuan Pariaman). Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

[img]
Preview
Text
skripsi siti nur haliza ttd (Cover sd Daftar Isi).pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (879kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (280kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (568kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Siti Nur Haliza. NIM: 1708201052, “TRADISI BAJAPUIK MASYARAKAT PARIAMAN DI CIREBON (Analisis Gender Terhadap Status Perempuan Pariaman)”, 2020. Tradisi Bajapuik merupakan suatu prosesi adat perkawinan yang khas dari tanah Minangkabau terutama daerah Pariaman. Orang Minangkabau yang dikenal suka merantau mengharuskan beradaptasi dengan adat daerah tempat merantau. Bukan berarti meninggalkan ajaran adat Minangkabau. Hal tersebut membuat orang Minang ketika ingin melansungkan perkawinan di daerah tempat perantauan tetap menggunakan adat Tradisi asal mereka. Semakin majunya perkembangan zaman tidak menutup kemungkinan Tradisi ini masih tetap digunakan atauditinggalkan ketika sudah di tanah rantau. Sistem kekerabatan matrilineal yang diterapkan oleh masyarakat Minangkabau bertujuan memperkuat posisi perempuan di dalam keluarga. Status perempuan dalam keluarga mempunyai posisi kuat, sangat dihormati dan dilindungi sebab warisan keluarga diperutukan untuk perempuan. Tradisi Bajapuik di dalam prakteknya perempuan yang meminang laki-laki, menandakan bahwa perempuan mempunyai peranan penting di dalam keluarga Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dari pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan masalah: “Bagaimana sejarah dan makna yang terkandung dalam Tradisi Bajapuik, apakah Tradisi Bajapuik masih dipraktekan oleh masyarakat Pariaman yang berada di Cirebon dan bagaimana analisis Gender terhadap status Perempuan Pariaman dalam Tradisi Bajapuik”. Penelitian ini menggunakan penelitian observasi dan wawancara. Jenis penelitian merupakan kualitatif mendeskripsikan fenomena yang ada. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Adapun hasil dari penelitian ini: pertama, Tradisi Bajapuik di Pariaman bermula saat Khadijah meminang Rasulullah SAW untuk menjadi suaminya. Rasulullah mempunyai sifat yang dicari oleh Khadijah yaitu jujur, kuat, kepribadian jiwa yang bersih. Hal itulah yang membuat Khadijah melamar Rasulullah. Demi menghargai dan menghormati Rasul, Khadijah memberikan sejumlah hartanya pada Rasul, ini berguna untuk mengangkat derajatnya dari pemuda miskin menjadi pemuda yang setara dengan Khadijah.Kedua, Masyarakat Pariaman yang merantau di Cirebon masih mengikuti tradisi tersebut. Hanya saja terdapat beberapa tahapan yang disederhanakan prosesnya. Ketiga, status perempuan Pariaman Minangkabau sebagai Bundo Kanduang limpapeh rumah nan gadang, Kedudukan yang dimilki sangat istimewa tentang keturunan sistem kekerabatan matrilinial. Gambaran steorotipnya adalah kuat, kukuh, anggun, dihormati, disegani dan mempunyai status yang tinggi. Islam memandang laki-laki dan perempuan mempunyai peranan yang sama. Peranan dan sifat Bundo kanduang dalam keluarga sejalan dengan feminisme liberal, bahwa perempuan harus mempunyai hak dan peranan yang sama dengan lakilaki. Ketegasan yang dimiliki mereka sesuai dengan cita-cita feminisme liberal yang berani untuk membuka diri pada dunia luar. Kata kunci: Tradisi Bajapuik, Status Perempuan Pariaman, Analisis Gender

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam > Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah)
Depositing User: rosyidah rosyidah rosyidah
Date Deposited: 26 Aug 2021 00:47
Last Modified: 26 Aug 2021 00:47
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/4988

Actions (login required)

View Item View Item