LIVING HADIS : RESEPSI MASYARAKAT DESA WARUDUWUR TERHADAP SEDEKAH DALAM TRADISI NADRAN

Aji Hadi Tajar Al Mubarok, (2024) LIVING HADIS : RESEPSI MASYARAKAT DESA WARUDUWUR TERHADAP SEDEKAH DALAM TRADISI NADRAN. Bachelor thesis, S1-ILMU HADIST.

[img] Text
2008307021_1_cover.pdf

Download (2MB)
[img] Text
2008307021_2_bab1.pdf

Download (505kB)
[img] Text
2008307021_6_bab5.pdf

Download (274kB)
[img] Text
2008307021_7_dafpus.pdf

Download (307kB)

Abstract

Tradisi merupakan suatu kebudayaan yang menjadi ciri lokalitas di setiap daerah di masyarakat Indonesia. Nadran merupakan tradisi hasil alkulturasi yang dihasilkan dari perpaduan agama Islam dan Hindu sejak ratusan tahun yang lalu oleh nenek moyang. Dalam perspektif hadis, tradisi nadran ini perlu dikaji bagaimanakah respon hadis Rasulullah terhadap tradisi dan budaya yang sudah berkembang di masyarakat, agar kita sebagai umat Islam bisa menentukan respon yang tepat, bijaksana dan moderat. Dalam Skripsi ini, penulis akan mengupas topik living hadis, dengan fokus khusus pada tradisi Nadran di desa Waruduwur Cirebon. Oleh karena itu rumusan masalah yang mucul adalah bagaimana tradisi Nadran di desa Waruduwur dan bagaimana resepsi masyarakat Waruduwur terhadap hadis Sedekah. Penelitian perpustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Menggunakan sumber Primer wawancara tokoh Agama dan tokoh masyarakat dan sumber Sekunder buku, jurnal, laporan penelitian, data statistik, atau informasi yang telah diarsipkan. Dengan menggunakan Metode Kualitatif. Tradisi Nadran di desa Waruduwur terinspirasi dari Hadis sedekah. Masyarakat memahami bahwa sedekah itu wajib, boleh di tentukan waktunya, boleh di bebaskan, boleh di sertai dengan kegiatan- kegiatan itu dalam bentuk Nadran. Masyarakat itu juga mengartikan Hadis itu baik terbawa sedekah, sifatnya sukarela, boleh secara formal atau sembunyi-sembunyi dan boleh dibawakan dengan acara Nadran. Menurut peneliti ada nilai-nilai Living Hadis karena melihat dari setiap kebaikan adalah sedekah, maka nilai silaturahmi, nilai dzikir, pengajian, dan doa, serta diniatkan untuk tolak bala, itu semua termasuk mengamalkan hadis sedekah. Artinya masyarakat Waruduwur memahami hadis sedekah yang mereka terima dari para Kyai dalam bentuk ceramah. Disisi lain tradisi nadran di hari ini sudah bergeser menjadi pesta hura-hura oleh masyarakat Waruduwur. Hal ini terjadi sejak Covid-19, karena sebelum Covid-19 masih ada kegiatan agama seperti ceramah, berdzikir, dan doa.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 13 Aug 2024 04:54
Last Modified: 13 Aug 2024 04:54
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/14289

Actions (login required)

View Item View Item