MAKNA FILOSOFIS DALAM TRADISI SUROAN DI KERATON KANOMAN CIREBON (

ISMAIL AZHARI, (2023) MAKNA FILOSOFIS DALAM TRADISI SUROAN DI KERATON KANOMAN CIREBON (. Bachelor thesis, S1-Aqidah Filsafat Islam.

[img] Text
1908303045_1_cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
1908303045_2_bab1.pdf

Download (238kB)
[img] Text
1908303045_6_bab5.pdf

Download (24kB)
[img] Text
1908303045_7_dafpus.pdf

Download (270kB)

Abstract

Pelaksanaan tradisi suroan di Keraton Kanoman memiliki banyak nilai filosofis yang terkandung didalamnya yang erat kaitannya dengan masyarakat. Nilai-nilai filosofis sangat tampak dalam tradisi suroan karena berkaitan dengan sejarah lahirnya Cirebon, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan suro, serta mengenai dari keutaman-keutaman yang ada di bulan suro itu sendiri. Teori hierarki Max Scheler sangat tepat untuk membahas dan menemukan makna filosofis dalam tradisi suroan. Rumusan masalah dalam penelitian ini, 1) Bagaimana proses tradisi suroan di Keraton Kanoman Cirebon, 2) Apa makna filosofis dalam tradisi suroan menurut perspektif teori filsafat nilai Max Scheler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskirpsikan serta menjelaskan tentang apa makna yang terkandung dalam prosesi pelaksanaan tradisi suroan di Keraton Kanoman Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan metode analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahapan kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian (display) data, dan penarikan kesimpulan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yang didapatkan melalui wawancara dan observasi; dan data sekunder yang berupa dokumentasi, jurnal, skripsi maupun buku yang berkaitan dengan penelitian. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu bahwa tradisi suroan mengandung makna filosofis, yaitu nilai kesenangan, yang terwujud dalam perasaan senang ketika bubur suro dibagikan, sehingga masyarakat dapat menikmati hasil bumi secara bersama-sama masyarakat yang hadir. Nilai vitalitas atau kehidupan terdapat dalam keluhuran nilai moral, sosial, ekonomi, kesehatan dan kesejahteraan dari tradisi tersebut. Nilai Spiritual terletak pada keindahan ragam bentuk dan hiasan dari pelaksanaan tradisi, seperti pada tampilan bubur suro dan tempat pelaksanaanya. Nilai Kesucian yang terwujud pada rasa syukur kepada Allah SWT., dengan pemahaman bahwa bulan suro adalah bulan yang sakral sehingga perlu dilakukan dengan kegiatan berupa tata cara peribadatan, seperti bersedekah, dzikir, sholawat, dan doa bersama.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Filsafat Agama
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 10 Sep 2025 07:03
Last Modified: 10 Sep 2025 07:03
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/17299

Actions (login required)

View Item View Item