Makna Tekstual dan Kontekstual Hadis Tentang Malu (Studi Ma’anil Hadis)

Amirul Mu’minin, (2025) Makna Tekstual dan Kontekstual Hadis Tentang Malu (Studi Ma’anil Hadis). Bachelor thesis, SI- Ilmu Hadist UINSSC.

[img] Text
1808307009_1_cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
1808307009_2_bab1.pdf

Download (427kB)
[img] Text
1808307009_6_bab5.pdf

Download (333kB)
[img] Text
1808307009_7_dafpus.pdf

Download (272kB)

Abstract

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Qur’an, yang berperan penting dalam membentuk norma dan nilai sosial umat Muslim. Salah satu hadis yang sering dikaji dari aspek moral adalah hadis yang berbunyi: "Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu." Hadis ini mengandung peringatan mendalam tentang pentingnya rasa malu sebagai benteng moral dan pengendali perilaku. Fenomena sosial saat ini menunjukkan adanya penurunan sensitivitas terhadap nilai-nilai moral dan malu, baik di lingkungan remaja, media sosial, maupun dalam kehidupan masyarakat umum. Tindakan-tindakan yang sebelumnya dianggap aib, kini mulai dianggap biasa, bahkan dibanggakan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah makna hadis tersebut secara tekstual dan kontekstual, serta meninjau relevansinya dalam kehidupan kontemporer, khususnya dalam kaitannya dengan perilaku sosial masyarakat modern. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research). Data diperoleh dari kitab-kitab hadis klasik, karya-karya ulama Ahlussunnah wal Jamaah, serta jurnal-jurnal ilmiah terbitan lima tahun terakhir. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara tekstual, hadis ini tidak bermakna perintah untuk bertindak bebas, melainkan merupakan bentuk sarkasme atau peringatan terhadap orang yang telah kehilangan rasa malu. Para ulama seperti Imam al-Nawawi dan al-Qurtubi menegaskan bahwa rasa malu merupakan penjaga utama akhlak. Secara kontekstual, hadis ini sangat relevan dalam menjawab tantangan moral era digital, di mana ekspresi bebas tanpa batas di media sosial seringkali menabrak norma etika. Rasa malu sebagai nilai ilahiyah perlu terus ditanamkan dalam pendidikan dan dakwah agar tidak terjadi degradasi moral yang meluas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai Hayâ’ (malu) adalah fondasi penting dalam membangun karakter Muslim yang bertanggung jawab secara spiritual dan sosial.

[error in script]
Item Type: Thesis (Bachelor)
Uncontrolled Keywords: Hadis, Rasa Malu, Moralitas, Kontekstualisasi
Subjects: Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist
Depositing User: H. Tohirin S.Ag
Date Deposited: 18 Jul 2025 03:38
Last Modified: 18 Jul 2025 03:38
URI: http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/15369

Actions (login required)

View Item View Item