Riana Dwi Pratiwi, (2025) Sejarah Teater Sandiwara Budhi Suci Kertasura Cirebon Tahun 1961-1990. Bachelor thesis, SI- Sejarah Kebudayaan Islam UINSSC.
![]() |
Text
1808301131_1_cover.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
1808301131_2_bab1.pdf Download (339kB) |
![]() |
Text
1808301131_6_bab5.pdf Download (211kB) |
![]() |
Text
1808301131_7_dafpus.pdf Download (154kB) |
Abstract
Indonesia merupakan negara dengan budaya yang sangat beragam. Kebudayaan atau budaya adalah milik manusia, yang tercipta sebagai bentuk dari pemikiran dan produk dari manusia itu sendiri. Salah satu unsur kebudayaan adalah seni, yang diartikan sebagai keinginan manusia akan keindahan. Bentuk kesenian salah satunya yaitu seni pertunjukkan (performing arts) yang berarti memperlihatkan sesuatu yang bernilai seni, tapi berusaha untuk menarik perhatian saat dipertontonkan. Seni pertunjukkan, yaitu teater, sebenarnya dapat dikatakan sebagai seni yang komprehensif yang tidak hanya sastra tetapi juga tiga kategori (seni rupa, seni pertunjukkan, dan seni arsitektur) kesenian ini ikut memainkan peranan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejarah dan bentuk sebuah pementasan dari seni pertunjukan teater tradisional yang ada di Cirebon yakni Sandiwara Budhi Suci. Penulis menggunakan pendekatan metode Sejarah dalam penelitian ini yang meliputi empat tahapan yakni pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi/penafsiran dan penulisan sejarah. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, jurnal, artikel, serta wawancara dengan narasumber yang terkait dengan penulisan karya ilmiah ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebutan Masres di Cirebon sudah ada pada tahun 1940-an, Masres atau Sandiwara adalah integrasi (perpaduan) dari berbagai jenis kesenian yang ada di Cirebon. Tahun 1961 didirikan grup Sandiwara oleh Bapak Casina di daerah Bedulan Suranenggala Cirebon bernama Budhi Suci yang merupakan grup sandiwara tertua di Cirebon. Pertunjukan sandiwara akan berlangsung dalam ke beberapa babak. Pada tahap pembukaan pementasan sandiwara Cirebon biasanya diawali dengan tetalu atau gagalan (penabuhan gamelan), lalu akan ada prolog dalang/sutradara berisi 3 sesi, pertama ditampilkan tari bedaya atau srimpi, kedua sambutan-sambutan, kemudian dilanjutkan dengan mengetengahkan lakon drama. Pada pertengahan acara biasanya diselingi dengan bodoran atau lawakan. Dimana Pesinden dari awal acara hingga akhir, selalu mengiringi dengan tembang-tembang yang ada kaitannya dengan isi lakon yang tengah dipentaskan.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sejarah, Seni Pertunjukan, Teater, Sandiwara, Sandiwara Budhi Suci |
Subjects: | Filsafat, Psikologi, Agama > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Sejarah Kebudayaan Islam |
Depositing User: | H. Tohirin S.Ag |
Date Deposited: | 23 Jul 2025 07:25 |
Last Modified: | 23 Jul 2025 07:25 |
URI: | http://repository.syekhnurjati.ac.id/id/eprint/15573 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |